Kisah
Persekongkolan Melawan Nabi Yusuf
Saudara-saudara Yusuf merasa iri hati dan dengki atas kasih sayang begitu besar yang ditunjukkan ayah mereka kepada Yusuf as dan Benyamin, saudara kandung Yusuf as.
Mereka menyembunyikan rencana jahat terhadap Yusuf as dan bersekongkol di untuk terbebas darinya, baik dengan cara membunuhnya atau membuangnya di tempat jauh, sehingga tak bisa kembali kepada ayahnya.
Mereka menyangka perbuatan itu bisa memonopoli kecintaan ayah mereka tanpa persaingan dari Yusuf as. Kemudian mereka akan bertobat setelah melakukan perbuatan keji itu.
Salah satu saudara Yusuf mengusulkan untuk tidak membunuh Yusuf as, melainkan membuangnya jauh-jauh ke dalam sumur. Barangkali saja lewat kafilah yang akan membawanya pergi jauh. Dengan begitu, mereka akan berhasil menjauhkan Yusuf as dari ayahnya dan selamat dari dosa pembunuhan.
Mereka berusaha membujuk ayah mereka untuk mengizinkan Yusuf as ikut bersama mereka. Akhirnya Ya’qub as yang menguatirkan keselamatan Yusuf as, membolehkan juga mereka mrngajak Yusuf as.
Mereka lalu bergi bersama Yusuf as dan membawanya ke sebuah sumur. Di situ, mereka melemparkan Yusuf as ke lubang sumur, sesuai rencana yang telah diatur. Saat itu pula, Allah Swt mengilhamkan kepada Yusuf as, bahwa Dia akan menyelamatkannya dari penderitaan.
Saudara-saudara Yusuf as pulang di waku petang seraya menampakkan kesedihan dan wajah meratap. Mereka berkata, “Wahai ayah, kami sedang bermain kejar-kejaran dan berlomba memanah dan kami tinggalkan Yusuf sendiran untuk menjaga barang kami. Tiba-tiba datang seekor serigala yang memakannya, sedangkan kami berada jauh darinya.”
Kemudian mereka memperlihatkan baju Yusuf yang berlumurandarah. Namun, saat melihatnya, Ya’qub as pun tahu bahwa mereka telah berdusta dan darah itu bukan berasal dari anaknya, karena pakaiannya tidak robek.
Kemudian sang ayah berkata kepada mereka, “Kalian telah menggampangkan bagi diri kalian suatu perkara besar, sehingga kalian melakukannya dan aku akan bersabar atas perpisahan dengannya dan tidak berputus asa. Hanya Allah yang kumintai pertolongan untuk mengungkapkan apa yang kalian katakan.”
Zaid Husein Alhamid, Kisah 25 Nabi dan Rasul