Berita
Aksi Solidaritas AJI: Lawan Tindak Kekerasan Terhadap Wartawan
Tindakan kekerasan yang menimpa wartawan KompasTV, Mikhael Ariawan di Jogja Kamis malam (29/5) lalu saat meliput penyerangan rumah Julius Felicianus oleh sekelompok massa intoleran yang ingin membubarkan acara kebaktian itu menambah panjang daftar kekerasan yang terjadi terhadap wartawan. Belum lama ini aksi kekerasan serupa juga menimpa wartawan ABI Press.
Peristiwa itu mengundang simpati masyarakat, terutama Aliansi Jurnalis Independent (AJI). Itu pula yang mendorong AJI Jakarta melakukan aksi solidaritas dengan menyalakan lilin duka di Bundaran Hotel Indonesia (HI) Jakarta pada Sabtu malam (31/5). Acara ini juga diisi dengan orasi sebagai upaya menyuarakan desakan kepada pihak pemerintah atau aparat berwenang agar menindak tegas aksi kelompok manapun yang suka melakukan aksi kekerasan.
Umar Idris, Ketua AJI Jakarta dalam orasinya menyesalkan aksi kekerasan terhadap wartawan yang hingga masih saja terus terjadi. “Apa yang terjadi baru-baru ini tidak hanya mencemarkan nama baik Jogja yang terkenal toleran tapi juga merupakan pelecehan terhadap profesi wartawan yang dilindungi undang-undang.” Karena itu, selain mengutuk segala bentuk tindak kekerasan terhadap wartawan, Umar pun mendesak pihak kepolisian agar segera menangkap pelakunya.
Sementara Eric Tanjung yang juga pengurus AJI menyebut malam solidaritas itu adalah malam duka dan wujud empati antar sesama rekan seprofesi yang sedang ditimpa musibah. Dalam kesempatan itu Eric juga menilai bahwa jurnalis adalah profesi mulia. “Wartawan itu penyambung lidah rakyat!” pekiknya.
Puluhan wartawan hadir dalam acara yang dimulai pukul 18.30 WIB hingga 19.30 itu. Mereka menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan khidmat sambil sesekali meneriakkan yel-yel “Hidup Jurnalis! Lawan kekerasan! Lawan Intoleran!” dengan kompak, serentak, dan penuh semangat. (Malik/Yudhi)