Nasional
Kemenkes: Nasib Keberlanjutan Vaksin AstraZeneca Di Tangan ITAGI dan BPOM
Nasib keberlanjutan vaksin AstraZeneca di Indonesia berada di tangan Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Hal ini disampaikan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang masih menunggu kajian lengkap dari dua lembaga tersebut.
Keputusan itu diambil setelah Denmark berencana menghentikan sepenuhnya penggunaan vaksin corona asal perusahaan farmasi Inggris tersebut. Keputusan itu diambil setelah terjadi kasus penggumpalan darah yang diyakini sebagai efek samping dari merek vaksin itu.
“Kementerian Kesehatan dalam hal ini menunggu BPOM dan ITAGI ya untuk rekomendasinya,” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi, Kamis (15/4), seperti dikutip dari CNNIndonesia.com.
Nadia juga memastikan bahwa sejauh ini belum ditemukan efek samping kasus penggumpalan darah akibat penggunaan 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca yang tiba di Indonesia 8 Maret lalu itu. “Belum ada penggumpalan darah,” imbuhnya.
Meski demikian, di Sulawesi Utara, penggunaan vaksin AstraZeneca sempat dihentikan pada Maret lalu. Satgas setempat memutuskan untuk menyetop sementara penggunaan vaksin itu usai 990 orang dari 3.990 penerima vaksin AstraZeneca dilaporkan mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) KIPI berupa demam, menggigil, nyeri badan hingga tulang, dan muntah serta mual.
Namun demikian, tak genap sepekan setelahnya, Komisi Nasional KIPI merekomendasikan agar vaksin AstraZeneca kembali digunakan. Komnas KIPI mengungkapkan, berdasar hasil kajian analisis dan investigasi dari Komisi Daerah (Komda) KIPI Sulut, kasus yang ditemukan pada warga hanya bersifat ringan dan sebagian mengarah pada immunization stress-related response (ISRR) alias kecemasan berlebihan.
Sedangkan penghentian penggunaan AstraZeneca di Denmark terjadi usai beberapa kali penundaan vaksin asal Inggris itu. Badan pengawas obat Uni Eropa (EMA) pada pekan lalu juga telah menetapkan bahwa penggumpalan darah merupakan efek samping langka dari AstraZeneca.
Meski memiliki efek samping, EMA tetap menganggap AstraZeneca aman dan mendorong masyarakat tetap memakainya, dengan alasan manfaat vaksin tersebut jauh lebih besar dari risikonya.