Kisah
Jangan Hina Mukmin!
Seorang ulama bertakwa, Syaikh Muhammad Bagir, Syaikh Islam, menuturkan kisahnya.
Setiap selesai salat jamaah, saya membiasakan diri bersalaman dengan jamaah lainnya yang berada di sebelah kanan dan kiri saya. Ketika saya salat jamaah di belakang Mirza Syirazi di Samarra, kebetulan di sebelah kanan saya terdapat seorang berwibawa dari kalangan ulama. Saya pun menyalaminya.
Namun, karena yang berada di sebelah kiri saya adalah lelaki desa yang lugu, saya pun meremehkan dan tak menjabat tangannya. Akhirnya, saya menyesal atas perbuatan yang tidak benar ini. Saya berkata dalam hati bahwa mungkin saja orang yang dalam pandangan saya terlihat tak berarti ini adalah orang yang dekat dengan Allah dan mulia di sisi-Nya. Langsung saja saya menoleh pada lelaki itu dan menjabat tangannya dengan penuh penghormatan.
Tiba-tiba, terciumlah aroma wangi misq yang luar biasa dan tidak pernah saya cium di dunia ini. Saya pun merasa senang dan gembira sekali. Lalu, untuk berhati-hati, saya bertanya kepadanya,”Apakah anda punya minyak misq?” Ia menjawab, “Tidak, saya tidak pernah punya.”
Di sini lah saya yakin bahwa aroma wangi itu adalah wewangian ruhani dan maknawi, dan lelaki itu sosok yang mulia derajat ruhaninya.
Sejak itu, saya berjanji untuk tidak merendahkan atau meremehkan seorang mukmin pun.
Abdul Husain Dasteghib, Kisah-Kisah Ajaib