Internasional
Hamas Kecam Pembukaan Kedutaan Bahrain di Wilayah Pendudukan Zionis
Gerakan perlawanan Hamas Palestina mengutuk keputusan Bahrain yang membuka kedutaannya di wilayah pendudukan zionis dan menunjuk duta besar pertamanya untuk Tel Aviv.
Seperti yang dilansir dari Anadolu Agency, juru bicara Hamas Hazem Qassem mengatakan pada Selasa (30/3) bahwa Bahrain telah melakukan “kesalahan politik” dengan menandatangani kesepakatan untuk menjalin hubungan formal dengan entitas pendudukan.
“Perjanjian normalisasi hanya melayani kepentingan zionis di kawasan itu, bukan kepentingan negara-negara Arab,” kata pejabat itu, sambil menambahkan bahwa kesepakatan itu “merugikan perjuangan Palestina dan mendorong rezim pendudukan untuk melakukan tindakan kriminal terhadap bangsa kita.”
Bahrain, bersama dengan Uni Emirat Arab, menandatangani pakta perdamaian dengan rezim palsu Tel Aviv dalam upacara resmi yang diselenggarakan oleh mantan presiden AS Donald Trump di Gedung Putih September lalu. Selanjutnya, Sudan dan Maroko mengikuti langkah Bahrain pada akhir tahun dan menandatangani kesepakatan normalisasi serupa yang ditengahi AS, seperti yang dilaporkan ABNA24.
Palestina mengecam kesepakatan itu sebagai sebuah “tikaman dari belakang” yang berbahaya dari perjuangan mereka melawan pendudukan zionis selama beberapa dekade.
Dalam sepasang dekrit kerajaan yang dikeluarkan pada Selasa itu, Raja Bahrain Hamad Bin Isa Al Khalifah mendirikan kedutaan besar kerajaan di tanah pendudukan dan menunjuk Khalid al-Jalahma untuk memimpinnya.
Jalahma sebelumnya mengepalai direktorat operasi di Kementerian Luar Negeri Bahrain dan juga pernah menjabat sebagai wakil kepala misi di kedutaan kerajaan di Amerika Serikat.
Zionis mengatakan duta besar itu disetujui setelah Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif al-Zayani menyebut namanya dalam percakapan telepon pada Minggu lalu dengan mitranya dari zionis, Gabi Ashkenazi.
Selama panggilan telepon itu, Ashkenazi menyambut baik keputusan Bahrain dan berterima kasih kepada mitranya atas “persahabatannya yang kuat, serta atas keberanian dan kepemimpinan raja Bahrain.”
“Dalam beberapa minggu mendatang, tim dari Bahrain akan tiba di “Israel” untuk mengatur segala keperluannya,” kata kantor berita resmi Bahrain dalam sebuah pernyataannya.
Sementara rezim ilegal zionis sudah memiliki kantor diplomatik rahasia di Manama sebelum normalisasi diumumkan, dan telah menjadi kedutaan yang beroperasi secara terbuka dalam beberapa bulan terakhir.