Wawancara
Wawancara Dengan Ketua IHRC, Massoud Shadjareh (Bagian Pertama)
Berikut ini kami sajikan isi wawancara eksklusif itu selengkapnya.
Kita pun perlu memperbaharui pribadi kita dulu, lalu bisa memperbaharui lingkungan kita secara keseluruhan. Inilah posisi sebagai Muslim. Sedangkan mereka yang menentang keadilan dan memusuhi prinsip keadilan dan Islam, pasti melakukan yang sebaliknya. Mereka yang menjadi budak setan baik mereka sadar atau tidak, mereka melakukan sebaliknya. Ini juga yang membedakan mereka dengan kita.
Ketika melihat situasi di Indonesia, kami melihat sejumlah hal yang baik, kami melihat budaya toleransi yang telah ada berabad-abad pada masyarakat Indonesia. Meskipun di sisi lain kami juga melihat sejumlah masalah tentang wabah perpecahan yang menimbulkan masalah yang besar pada setiap keluarga.
Bayangkan saja tentang masalah keluarga anda sendiri, jika ada pertengkaran di dalam keluarga anda maka keluarga andalah yang harus menyelesaikannya. Maka jika ada perselisihan dalam keluarga di Indonesia, maka orang Indonesialah yang harus menyelesaikannya. Begitu pun jika ada ketidaksepakatan, jika ada permasalahan, baik masalah yang berhubungan dengan Islam maupun tidak.
Mari kita kembali pada tauladan Nabi Muhammad Saw. Salah satu yang kita teladani, bagaiamana perlakuan beliau walaupun terhadap orang kafir, seseorang yang berusaha melemparinya dengan batu setiap hari, bagaimana beliau memperlakukannya? Ketika yang melemparinya sedang sakit dan beliau bertanya pada seseorang mengapa hari itu tidak ada yang melemparinya dengan batu? Saat orang itu berkata bahwa si pelempar sedang sakit, maka beiau pun segera datang menjenguknya.
Inilah sebuah tauladan dalam memperlakukan seseorang yang menganggu kita, atau seseorang yang memiliki pendapat yang berbeda dengan kita. Kita tidak dibenarkan melakukan atas nama Nabi Muhammad Saw dan atas nama Islam, sesuatu yang tidak memiliki dasar dalam Islam.
Kita tidak ingin membangun situasi yang membuat elemen semacam Khawarij seperti tercatat dalam sejarah muncul kembali. Kita tidak ingin ada perselisihan dengan saudara-saudara kita. Kita tidak ingin membangun situasi yang tidak fokus pada permasalahan yang sebenarnya.
Apa permasalahan yang sebenarnya? Yaitu Islam sedang diserang. Lihat apa yang terjadi di Bangladesh, lihat apa yang terjadi di Mesir, lihat apa yang terjadi di Palestina, lihat apa yang terjadi di Kashmir, lihat apa yang terjadi di dunia Barat, berapa banyak Islamphobia berkembang, dan caci maki terhadap Muslim sebagai warganegara nomer dua. Setiap hari, setiap tahun, setiap sepuluh tahun permusuhan mereka terhadap Islam terus meningkat.
Dan kami mencatatnya. Kami lakukan riset dan kami tunjukkan ke seluruh dunia. Sementara kita mengabaikan ini semua dan seringkali kita tetap berada dalam situasi konflik internal. Apakah anda pikir bahwa Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw akan senang dengan perselisihan itu?
Jangan lupa, jangan lupa hadis dari Nabi Muhammad Saw bahwa akan datang pada suatu masa, umat Islam akan terpecah-pecah seperti dicabik binatang buas. Sahabat Nabi bertanya, apakah itu karena jumlah kita yang sedikit? Tidak, kita dalam jumlah banyak tapi terpecah-belah akibat cinta dunia. Kelompok inilah yang telah menyebabkan pertikaian, memecah-belah kaum Muslimin. Padahal seharusnya setiap Muslim tidak boleh menjadi bagian dari kelompok yang memecah-belah itu.
Apa yang dikatakan Nabi ini akan menjadi nyata. Tapi saya dan anda jangan menjadi bagian dari kelompok itu. Kita jangan menciptakan perpecahan itu, kita jangan membuat perpecahan itu. Saya sangat kuatir dengan isu perpecahan ini. Saya juga kuatir akan banyaknya saudara-saudara kita dari Indonesia, yang ketika mereka pergi bekerja ke negara-negara Teluk, diperlakukan seperti budak oleh sesama Muslim sendiri.
Anda tidak boleh membuat seorang Muslim menjadi budak, tapi mereka melakukannya 10 kali lebih buruk, mereka memperlakukannya sangat-sangat buruk. Dimana letak rasa persaudaraan sesama Muslim dalam hal ini? Kita harus menyelesaikan masalah ini. Kita juga harus menyelesaikan soal bagaimana saudara-saudara kita diperlakukan di Mesir. Ada konspirasi terhadap Islam di Mesir, ada konspirasi terhadap Islam di Bangladesh, dan kita tahu siapa yang mendanai ini semua. Hal itu semua dibiayai oleh Arab Saudi, dan secara langsung menguntungkan Israel. Tidak ada orang lain yang mendapat keuntungan dari hal ini, tidak ada lagi selain Israel.
Jika anda lihat sejumlah konflik di negara Muslim di Dunia, apakah anda pikir, orang Muslim yang diuntungkan dari hal ini? Apa anda pikir anak di Bangladesh atau di Mesir atau di Suriah mendapat keuntungan dari apa yang terjadi? Tidak! Lalu siapa yang diuntungkan? Lihatlah! Tanyakan hal itu, siapa yang diuntungkan? Siapa yang membiayai semua ini? Siapa yang mendanai semua ini? Lalu anda akan lihat, kita kehilangan hak-hak kita. Siapa yang mendanai konflik antar sesama Muslim? Pada kedua belah pihak! Anda tahu, yang sebelah sini diberi uang dan di sebelah sana juga diberi uang.
Dan jika anda melacak datangnya dana tersebut, maka anda akan menemukan bahwa sumber dana uang tersebut adalah satu. Ada strategi, memecah-belah kemudian menguasai. Jika anda masih ragu, coba anda baca laporan Enron Corporation.
Anda tahu beberapa tahun yang lalu, sekitar sepuluh tahun yang lalu, mereka mengidentifikasi bahwa untuk berhadapan dengan Muslim, mereka harus memecah belah kita, lalu kita akan bertengkar di antara sesama sendiri. Ini bukanlah teori yang baru, ini bukan teori dari sunnah Nabi, ini adalah teori yang lahir dari siasat Zionis dan ekstrimis Amerika.
Karena itu, jangan mau dibodohi, jangan menjadi bagian dari siasat Zionis tersebut. Saya mohon dengan sangat kepada saudara-saudara kita dari semua kalangan, dari seluruh mazhab, dan latar belakang yang berbeda, untuk menyadari bahwa persatuan adalah keharusan. Pada masa seperti sekarang ini, jika kita tidak bersatu maka kita akan dihancurkan. Seberapa besar lagi kerusakan yang akan mereka perbuat kepada kita?
Untuk memecah-belah kemudian menguasai, anda tidak harus menjadi orang yang berilmu. Sebaliknya setiap manusia, setiap Muslim di jalanan mengetahui untuk menghadapi tantangan di abad 21, kita harus bersatu. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Jika kita semua tahu itu, maka lakukanlah sesuatu untuk hal itu.
Mari kita duduk bersama, mari kita sepakat bahwa pertentangan antara satu dengan yang lain tidak akan membuat segala sesuatu menjadi lebih baik. Saya tidak akan menjelaskan secara detil, tapi semua alasan yang kita gunakan tidak lain hanyalah alasan. Kita butuh saling belajar untuk menjadi sahabat bagi yang lain seperti cara Nabi Muhammad Saw, dan setelah itu baru kita bisa dan mampu melaksanakan tanggung jawab kita. Semua ini tentu saja akan kita pertanggung jawabkan saat kita bertemu dengan pencipta kita.
Kita dapat mengatakan, demi Allah saya tidak terlibat dalam membuat fitnah. Saya berjuang untuk persatuan umat Islam seperti yang telah diperintahkan oleh Allah. Saya membacanya dan saya melaksanakannya. Dengan begitu anda dapat tersenyum karena anda telah melaksanakan perintah Allah. Bahwa persatuan pun mesti dilakukan dengan orang-orang yang berbeda. Jika persatuan hanya dengan orang-orang yang pemikirannya sama, itu bukanlah persatuan.
Jadi Allah telah memerintahkan dan kita harus menjawab, Ya Allah kami telah mematuhi perintah-Mu.(Lutfi/Yudhi)