Internasional
Ansarullah Terus Serang Wilayah Saudi Sampai Agresi Berhenti!
Houthi Ansarullah Yaman mengatakan serangan terhadap Saudi akan terus berlanjut sampai perang dan pengepungan oleh rezim monarki Saudi selama bertahun-tahun diakhiri.
Dalam sebuah wawancara dengan jaringan berita televisi al-Mayadeen yang berbasis di Lebanon dan berbahasa Arab pada Minggu (28/2), anggota Dewan Politik Tertinggi Yaman, Mohammed Bukhaiti mengatakan bahwa pemerintah baru AS meminta Yaman menghentikan serangannya. Taoi, AS tidak meminta penjajah Saudi menghentikan pengepungan terhadap Yaman.
“Kami menyerukan kepada Saudi untuk menjauh dari pangkalan militer Saudi dan kami memiliki hak untuk menarget mereka,” katanya. Ia lalu menegaskan bahwa operasi Yaman terhadap target Saudi akan berlanjut sampai agresi dihentikan dan pengepungan diakhiri, seperti dilaporkan Jaringan televisi Masirah, al-Yaman.
Ia menekankan bahwa Yaman siap membahas solusi politik atas konflik setelah agresi diakhiri dan pengepungan diakhiri. “Blokade Yaman lebih berbahaya dari agresi militer langsung,” ujarnya seperti dikutip ABNA.
Bukhaiti juga mengatakan bahwa rezim Riyadh telah menyadari bahwa mereka tidak sanggup melawan kemampuan pertahanan rudal Yaman.
Operasi militer Yaman yang jauh di wilayah Saudi, ujarnya, berbeda dari operasi sebelumnya. “Dalam operasi rudal terbaru, target penting ditembakkan dengan presisi,” cetusnya dengan bangga.
Sebelumnya, pada hari yang sama, juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Brigadir Jenderal Yahya Saree mengatakan bahwa rudal balistik Yaman dan sebanyak sembilan drone tempur menargetkan tempat-tempat “sensitif” di ibu kota Saudi.
Operasi terbaru itu diberi sandi “Operasi ke-5 Pencegahan Seimbang”, yang dimulai pada Sabtu (27/2) dan berlangsung hingga Minggu pagi.
Rezim Kerajaan Arab Saudi dan para sekutu regionalnya melancarkan perang dahsyat ke Yaman sejak Maret 2015 untuk membawa Abd-Rabbu Mansour Hadi kembali berkuasa dan menghancurkan gerakan popular Houthi Ansarullah.
Gerakan rakyat, yang didukung angkatan bersenjata Yaman dan kelompok-kelompok sekutu popular, semakin kuat melawan penjajah yang dipimpin Saudi. Mereka juga sukses mempertahankan Yaman, membuat Riyadh dan sekutunya tak mampu bergerak di negara berdaulat itu.
Akibat pengepungan rezim Saudi, setidaknya 80 persen dari total populasi Yaman sebesar 28 juta jiwa itu bergantung pada bantuan untuk bertahan hidup dalam apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Awal bulan ini, badan-badan PBB memperingatkan, sekitar 400 ribu anak Yaman di bawah usia lima tahun berada dalam bahaya kehilangan nyawa tahun ini akibat kekurangan gizi akut.
Agresi rezim Saudi telah menghancurkan atau menutup setengah dari rumah sakit dan klinik di Yaman. Kondisi ini mengakibatkan warga tidak berdaya terutama di saat mereka sangat membutuhkan pasokan medis untuk melawan pandemi Covid-19.