Ikuti Kami Di Medsos

Nasional

Alissa Wahid: SKB 3 Menteri Jawaban Eksklusivisme Beragama

Koordinator Jaringan Gusdurian Alissa Wahid dalam diskusi virtual Indonesia Beragama, Rabu (24/2) mengatakan bahwa pemikiran eksklusivisme beragama memunculkan diskriminasi di sekolah, seperti pemaksaan penggunaan jilbab.

Bukan hanya pemaksaan dalam berhijab, ia menambahkan bahwa fenomena diskriminasi juga kerap terjadi pada kelompok agama minoritas di sekolah. Ia mencontohkan pengadaan tempat ibadah. Alissa menilai masih banyak sekolah yang dibiayai negara namun masih melakukan diskriminasi.

“Ekslusivisme beragama yang kemudian terjadi klaim kebenaran. Ajaran yang saya yakini adalah ajaran yang paling benar,” kata Alissa, seperti dikutip dari Republika.com, Senin (1/3).

Selanjutnya, pemahaman eksklusifisme agama akan berakibat pada penilaian bahwa semua orang yang berbeda itu salah. Hal tersebut tentu diikuti pula oleh terbentuknya jarak dengan kelompok lain.

“Ketika ada pemikiran ajaran saya paling benar dan orang di luar yang selain ajaran saya itu salah, kemudian ada perasaan ada mayoritas maka di situlah terjadinya diskriminasi. Apa yang terjadi dalam persoalan jilbab adalah implikasi yang diakibatkan oleh kecenderungan ini,” jelasnya.

Bagi putri mantan Presiden Abdurahman Wahid atau biasa disapa Gus Dur itu, terbitnya SKB 3 Menteri antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, serta Menteri Dalam Negeri merupakan jawaban atas sejumlah permasalah tersebut. Dengannya, negara hadir di tengah-tengah untuk membina perbedaan.

“SKB 3 Menteri ini akan menjadi sangat penting, krusial tentang beragama di Indonesia. SKB 3 Menteri adalah jawaban yang sudah ditunggu-tunggu dari kasus yang terjadi,” tutupnya.