Nasional
Kominfo: Disinformasi Medsos Ancam Pancasila
Era media sosia (medsos) tak hanya membawa dampak positif, namun juga dampak negatif. Sebab, kian maraknya berita hoaks (kabar bohong) memunculkan kegaduhan di media sosial. Kegaduhan ini berpotensi mengancam keutuhan Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia.
“Medsos jadi ajang aktivitas sosial, itulah yang menyebabkan muncul kegaduhan-kegaduhan di media sosial. Media Sosial jadi sumber disinformasi, di mana fakta-fakta dikesampingkan dan keyakinan didahulukan. Itulah post truth paradox of democracy,” kata Henry Subiakto, Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) dalam Webinar Series bertema “Gotong Royong Mengaktualisasikan Pancasila: Pers Sebagai Akselerator Perubahan Melalui Media”, Sabtu (27/2), seperti dilansir Sindonews.
Tak hanya itu, Henry juga mengatakan bahwa kini medsos telah dimanfaatkan sebagai alat untuk membawa masuk ideologi radikalisme. Ideologi itu, kata Henry, akan sangat berbahaya jika sudah bergandengan dengan kekuatan politik praktis.
“Apalagi, sampai saat ini, masih ada pihak-pihak yang ingin mengubah ideologi pancasila,” katanya.
Selain itu, Henry juga menyoroti peran pers di tengah kegaduhan medsos. Ia menegaskan bahwa di tengah kondisi tersebut, peran pers sangat dibutuhkan. Pers, katanya bisa menjadi benteng untuk mem-filter ideologi transnasional dan proksi asing.
“Di era digital, pers dituntut berperan aktif menjaga nilai kebangsaan dan ruang digital dan tidak membiarkan media sosial menjadi ‘keranjang sampah’,” katanya.
“Jadi, jangan biarkan media sosial ini jadi ‘keranjang sampah’ yang berisi sumpah serapah, fitnah, gibah karena akan merugikan pers sendiri,” tambah Henry.