Internasional
Pembela HAM Demo Penjualan Sejata Prancis ke Rezim Saudi
Sekelompok aktivis dan pembela hak asasi manusia melakukan ujuk rasa pada Sabtu (20/2) di ibu kota Prancis, Paris. Mereka menyerukan diakhirinya penjualan senjata kepada rezim monarki Saudi.
Para pengunjuk rasa membawa spanduk yang mendesak pemerintah Prancis dan berbagai negara Eropa untuk menghentikan penjualan senjata dan teknologi perang ke Arab Saudi, yang menggunakan senjata mematikan ini untuk menarget penduduk Yaman, membunuh warga sipil di rumah mereka, melakukan pembantaian mengerikan terhadap kemanusiaan dan menghabisi nyawa ribuan anak dan wanita tidak berdosa, seperti dilaporkan ABNA.
Dilansir dari laman Human Rights Watch (HRW), tahun lalu, pemerintah Prancis menerbitkan laporan terbaru tentang ekspor senjata, yang mendokumentasikan penjualan dan transfer senjata mereka sepanjang 2019. Setelah Qatar, pemerintah Arab Saudi dan Mesir menerima jumlah terbesar pasokan senjata, dengan masing-masing mencapai 1,4 miliar Euro dan 1 miliar senjata.
Namun, Prancis menjual senjata kepada negara-negara yang berulang kali terlibat dalam pelanggaran serius, termasuk kemungkinan kejahatan perang. Hal itu bertentangan dengan tujuannya yang dilihat sebagai pemimpin global untuk nilai-nilai hak asasi manusia.
Angka-angka ini menggambarkan kontradiksi yang mendalam dari diplomasi Prancis. Di satu sisi, pemerintah dengan tepat mempromosikan penghormatan terhadap hukum humaniter internasional dan menjadikan perlindungan warga sipil dalam konflik sebagai salah satu prioritas utamanya; di sisi lain, mereka masih memasok senjata ke Arab Saudi, meskipun telah terjadi pelanggaran berat dan banyak didokumentasikan oleh koalisi pimpinan Saudi di Yaman sejak 2015, dengan konsekuensi hak asasi manusia dan kemanusiaan yang menghancurkan bagi warga sipil di negara itu.