Ikuti Kami Di Medsos

Kisah

Munajat Nabi Daud

Nabi Daud as dalam munajatnya kepada Allah Swt menginginkan agar Dia memberinya teman di surga. Kemudian terdengarlah seruan dari langit, “Esok hari keluarlah dari gerbang kota. Orang yang pertama kali engkau jumpai, ia adalah temanmu di surga.”

Keesokan harinya, Nabi Daud beserta putranya Sulaiman keluar dari gerbang kota. Ia melihat seorang pria tua membawa seikat kayu bakar dari gunung untuk dijual. Pria tua itu bernama Matta. Berhenti di sisi gerbang kota seraya berteriak menawarkan kayu bakar, “Siapa yang ingin membeli kayu bakar?”

Seseorang datang dan membeli kayu bakar tersebut. Nabi Daud datang menghampirinya, memberi salam, dan berkata, “Apakah hari ini engkau bersedia menerima diriku sebagai tamumu?”

“Tamu adalah kekasih Allah, silakan,” jawab si tukang kayu.

Pria tua itu lalu membeli sejumlah gandum dari uang penjualan kayu bakarnya. Tatkala mereka tiba di rumah, pria tua itu segera menggiling gandum untuk membuat tiga keping roti. Mereka mulai menikmati hidangan yang ada. Pria tua tersebut senantiasa mengucapkan Basmallah setiap kali hendak memakan roti. Selesai makan, ia mengucapkan Hamdallah.

Setelah mereka selesai menikmati makan siang sederhana, pria tua itu mengangkat tangan ke langit, berdoa,

“Ya Allah, kayu bakar yang kujual, Engkau yang menanam pohonnya, kemudian Engkau mengeringkannya, Engkau memberiku kekuatan menebang kayu bakar, Engkau mengirim pembeli yang membeli kayu bakar, dan terigu yang kami makan adalah Engkau yang menumbuhkan benihnya. Engkau memberiku kemampuan menggilingnya menjadi terigu dan memasaknya menjadi roti, apa yang mampu aku lakukan dalam menghadapi kenikmatan ini?”

Nabi Daud memandang ke arah putranya dengan pandangan penuh makna. Inilah, pikir Nabi Daud, yang menyebabkan pria tua itu disatukan dengan para nabi.

Ahmad & Qasim Mir Khalaf Zadeh, Kisah-kisah Bismillah

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *