Al-Quran dan Hadis
Adab Menjenguk Orang Sakit
Rasulullah saw, “Sebaik-baik menjenguk orang sakit adalah yang paling singkat waktunya.” (Kanz al-Ummal, hadis ke-25139)
“Jenguklah orang sakit dan ikutlah mengantar jenazahnya, karena hal itu akan mengingatkan kalian pada akhirat.” (Kanz al-Ummal, hadis ke-25143)
Imam Ali as, “Sesungguhnya, paling besarnya pahala menjenguk orang sakit di sisi Allah Swt adalah bagi siapa yang menjenguk saudaranya dengan singkat (waktunya), kecuali apabila yang sakit menyenangi hal itu, menginginkannya, serta memintanya untuk hal itu.” (AI-Kafi, juz 3, hal. 118, hadis ke-6)
Imam Ja’far Shadiq as juga mengatakan, “Masa ideal menjenguk orang sakit adalah sekadar waktu yang dibutuhkan oleh seekor unta untuk mandi atau menyusui.” (AI-Kafi, juz 3, hal. 118, hadis ke-2)
“Kesempurnaan menjenguk orang yang sakit adalah dengan meletakkan tanganmu pada tangannya dan mempercepat bangun (pulang) dari sisinya, karena sesungguhnya berlama-lama di dekatnya akan lebih menyiksanya daripada rasa sakit penyakitnya (itu sendiri).” (AI-Kafi, juz 3, hal. 11, hadis ke-32)
Salah seorang budak Imam Ja’far Shadiq as mengisahkan, “Ada seorang budak Imam yang sedang sakit, maka kami beberapa orang bersama beliau as keluar dari rumah untuk menjenguknya dan di tengah perjalanan beliau as bertanya kepada kami, ‘Kalian hendak ke mana?’
Kami menjawab, ‘Kami hendak menjenguk Fulan.’
Beliau as bertanya lagi, ‘Adakah kalian membawa buah apel, buah pir, minyak wangi atau kayu cendana?’
Kami pun menjawab, ‘Bahwa kami tidak membawa sesuatu apa pun dari apa yang beliau sebutkan.’ Beliau as kemudian bersabda, ‘Tidakkah kalian mengetahui bahwasanya orang sakit akan merasa senang dengan apa yang dipersembahkan padanya oleh orang yang menjenguknya?’”. (AI-Kafi, juz 3, hal. 118, hadis ke-3)
Mizanul Hikmah