Kajian Islam
Pengaruh Sosial Ibadah Shalat
Melakukan ibadah shalat menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial, maka shalat memiliki efek sosial yang penting. Tak diragukan lagi bahwa manusia diciptakan untuk menjadi makhluk yang bersosialisasi. Kecenderungan untuk hidup dalam kelompok melekat dalam diri manusia. Hidup sendiri menggelisahkan kita. Bentuk terburuk dari hukuman bagi manusia adalah memenjarakannya dalam sel individu. Manusia memiliki dua jenis tanggung jawab – yakni tanggung jawab individu dan sosial.
Al-Quran mengatakan: Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya. (QS. al-Muddatstsir: 38)
Kita juga membaca ayat berikut dalam al-Quran:
Apa saja nikmat yang engkau peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi. (QS. an-Nisa: 79)
Apabila kita memerhatikan tanggung jawab sosial, bukan tanggung jawab individu yang penting. Masyarakat adalah penting, dan kita harus memerhatikan tanggung jawab sosial apa yang dimiliki oleh individu. Rasulullah saw bersabda, “Masing-masing dari kalian adalah penguasa dan masing masing dari kalian bertanggung jawab atas rakyatnya.”
Salah satu efek yang paling penting dari shalat adalah bahwa hal itu akan menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial. Itulah mengapa ada perbedaan yang dibuat dalam Islam antara shalat secara individu dan menghadiri shalat berjamaah. Pahala bagi keduanya berbeda. Menghadiri shalat berjamaah sangat dianjurkan dalam Islam. Islam menetapkan Shalat Jumat sebagai sarana sosial keagamaan yang diadakan seminggu sekali, saat seluruh umat Islam berdiri untuk salat berdampingan.
Para pemimpin shalat memberikan khutbahnya dan mengungkapkan masalah-masalah sosial pada saat itu supaya semua orang tahu. Kemudian mereka bisa memikirkan solusinya. Ketika seluruh umat Islam berdiri berdampingan, keagungan mereka ditunjukkan. Ini akan mencegah musuh-musuh mereka dari berkomplot melawan mereka. Kemudian umat Islam dapat membentuk sebuah negara merdeka, bersandar pada diri mereka sendiri, dan memperoleh keuntungan dari kekuasaan dan kehormatan mereka.
Sangat dianjurkan saf-saf dari orang yang mengikuti shalat berjamaah terbentuk rapat dan tertib. Bahkan lebih penting untuk memerhatikan bahwa setiap orang berdiri di sana berdampingan tanpa memandang jabatan kekayaan, ras atau kebangsaan, dan berjabat tangan dengan orang di sekelilingnya setelah shalat. Dengan demikian, semangat sejati kesetaraan sosial dipupuk, dan perbedaan kelas yang selalu menghambat orang yang mencintai kebebasan dilenyapkan cinta dan ketulusan menggantikan kebencian dan permusuhan.
Hadir dalam shalat berjamaah juga membantu orang-orang menjadi sadar akan kondisi masing-masing. Jika salah satu tidak menghadiri shalat satu minggu, orang lain akan merasa kehilangan, dan bertanya apa yang telah terjadi padanya. Mereka kemudian akan melakukan yang terbaik untuk membantu menyelesaikan masalah-masalahnya. Umumnya, shalat berjamaah menyatukan seluruh umat Islam dan membentuk masyarakat yang mandiri.
Risalah al-Huquq