Berita
Rezim Zionis Berencana Serang Iran, Jenderal Iran: Halusinasi
Pejabat militer Iran mengatakan rezim zionis hanya akan mempercepat pemusnahannya jika membuat kesalahan sekecil apapun. Hal itu disampaikan setelah rezim zionis melancarkan latihan perang yang katanya dimaksudkan untuk menyerang Iran.
Dalam cuitan pada Rabu (27/1), penasihat militer untuk Pemimpin Revolusi Islam Ayatullah Sayyid Ali Khamenei, Hossein Dehqan menganggap sepele ancaman yang dikeluarkan rezim Tel Aviv dari waktu ke waktu terhadap Republik Islam dan mengatakan zionis “bahkan tidak punya nyali untuk menembakan pelurunya ke Iran,” seperti dilansir ABNA.
Ia memperingatkan rezim zionis, bagaimanapun, bahwa “Iran memiliki doktrin yang bersifat defensif tetapi didasarkan pada hukuman berat bagi siapa saja yang menyerang. Jangan terburu-buru untuk memusnahkan! ”
Pernyataan itu muncul satu hari setelah Kepala Staf Angkatan Darat Israel Letnan Jenderal Aviv Kochavi memperingatkan pemerintahan Presiden AS Joe Biden agar tidak bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir Iran 2015. Ia menambahkan bahwa dirinya telah memerintahkan pasukannya untuk meningkatkan persiapan atas kemungkinan tindakan ofensif terhadap Iran.
“Saya perintahkan pasukan untuk menyiapkan sejumlah rencana operasional selain yang sudah ada,” ujarnya. “Kami sedang mengurus rencana ini dan akan mengembangkannya terus. Yang memutuskan untuk melaksanakannya, tentu saja adalah para pemimpin politik. Tapi rencana ini harus ada di atas meja. ”
Selain itu, juru bicara Angkatan Bersenjata Iran menggambarkan retorika Kochavi sebagai “tidak lebih dari halusinasi.”
“Jika zionis melakukan tindakan bodoh atau kesalahan apapun, bahkan yang terkecil sekalipun, terhadap Iran, mereka akan menghadapi reaksi yang akan menghancurkan Tel Aviv dan mempercepat akhir rezim mereka,” kata Brigadir Jenderal Abolfazl Shekarchi kepada al-Alam.
Ia juga mengatakan, Angkatan Bersenjata Iran telah memperkuat kemampuan pertahanan mereka dari hari ke hari, dan bahwa negara itu mampu melakukan operasi strategis untuk menjatuhkan musuh-musuhnya.
“Iran memiliki pesan untuk negara-negara di dunia bahwa pendirian suci Republik Islam tidak berusaha untuk membangun senjata nuklir dan tidak akan pernah bergerak di jalur ini–berdasarkan fatwa Ayatullah Sayyid Ali Khamenei (keputusan agama)–karena tindakan seperti itu dilarang dalam kebijakan pertahanannya dan tidak ada yang disembunyikan,” kata Shekarchi.
Zionis telah menguji diri mereka sendiri melawan kekuatan perlawanan, kata jenderal Iran, seraya menggambarkan militer rezim sebagai “pengecut dan lemah.”
Ia lebih lanjut merujuk pada keretakan politik yang melebar di tubuh rezim ilegal Israel dan meningkatnya seruan agar bos mreka, Benjamin Netanyahu, yang diterpa skandal, untuk segera mundur. Dengan sinis ia mengatakan bahwa Tel Aviv pertama-tama perlu menyelesaikan unjuk rasa terhadap Netanyahu sebelum mengeluarkan ancaman terhadap orang lain.
Iran telah berulang kali menyatakan program nuklirnya sebagai program sipil eksklusif, tunduk pada pengawasan PBB paling intensif yang pernah ada.
Teheran meneken Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) pada 2015 dengan enam negara dunia, yang mengarah pada kerja sama erat antara Teheran dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), meskipun dengan susah payah, Israel melobi secara intensif untuk menghentikan perjanjian tersebut.
Namun, pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump telah merusak perjanjian itu dengan keluar secara sepihak pada Mei 2018, meskipun banyak laporan IAEA tentang kepatuhan penuh Teheran terhadap perjanjian tersebut yang telah terpenuhi.