Ikuti Kami Di Medsos

Buku

Hak Saudara Seagama

“Adapun hak saudara seagama adalah engkau mengharapkan keselamatan baginya di hatimu dan memberikan kasih sayang kepadanya. Terhadap orang yang berperilaku buruk di antara mereka hendaknya engkau berlaku lembut, berdamai, dan berusaha memperbaiki perilakunya. Sedangkan terhadap orang yang berperilaku baik di antara mereka hendaknya engkau menghargainya, baik ia berbuat baik kepadamu atau berbuat baik kepada dirinya.

Karena ketika ia berbuat baik kepada dirinya berarti ia juga berbuat baik padamu. Karena ia telah menahan gangguannya darimu. Karena itu doakanlah mereka, tolonglah mereka dan jaga kedudukan masing-masing mereka. Tempatkan kalangan tua dari mereka sebagai ayah, kalangan anak-anak sebagai anak, dan orang yang seusia sebagai saudara. Siapa saja dari mereka yang datang kepadamu, perlakukanlah dengan lembut dan penuh kasih sayang serta jagalah hak-haknya sebagai saudara.”

Baca juga Hak Penguasa atas Masyarakat

Di sini, frasa orang-orang yang seiman derganmu bermakna umat dan biasanya merujuk pada orang-orang dari keyakinan yang sama. Hal ini mirip dengan agama yang diturunkan Allah Swt kepada umat manusia melalui para nabi. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa umat hanya dinisbahkan pada seorang nabi bukan kepada Allah Swt atau individu. Kita tidak mengatakan umat Allah atau umat ini dan itu. Namun agama dinisbatkan kepada Allah, nabi, atau individu. Kita melihat contoh, seperti dalam ucapan Nabi Yusuf as dalam al-Quran sebagai “agama orang-orang”

……. aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak berman kepada Allah sedang mereka ingkar kepada Hari Kemudian. Dan aku pengikut agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub. (QS. Yusuf: 37-38)

Islam memandang manusia sebagai makhluk sosial yang perkembangannya tergantung pada pembangunan sosial. Kita dapat dengan mudah memahami hal ini dalam cara Allah Swt menunjuk golongan orang dalam al-Quran. Dalam ayat berikut, Allah Swt menunjuk pada orang orang yang mengikuti jalan lurus,

Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah engkau mengikuti jalan- jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan engkau dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar engkau bertakwa. (QS. al-An’am: 153)

Bangsa lain terkejut dengan peristiwa ini. John Davenport, sarjana Inggris terkenal dalama bukunya A Look at World History, menuliskan,

“Muhammad, yang adalah seorang Arab sederhana, mampu menyatukan suku-suku kecil, lapar, dan telanjang yang semuanya berserakan, menjadi suatu bangsa yang disiplin dan bersatu, dengan memperkenalkan mereka etika dan karakteristik baru itu, yang tak ada di negara lain. Ia bisa menggulingkan Kekaisaran Konstantinopel dan Persia dalam waktu kurang dari 30 tahun. Muhammad menaklukkan Suriah, Irak, dan Mesir, serta memperluas kekuasaannya dari Samudera Atlantik ke Laut Kaspia dan Sungai Jaxartes.”

Ada banyak tulisan lain karya para sarjana paling terkenal di dunia yang mengakui perkembangan besar akibat munculnya umat Islam yang akan menjadi volume besar, jika memenuhi bersama-sama.

Dalam ayat berikut, umat Islam diseru untuk bersatu: Dan janganlah engkau menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat. (QS. Ali Imran: 105)

Di sini, umat Islam diminta untuk menghindari perselisihan yang terjadi pada umat Yahudi atau Kristiani sebelumnya. Al-Quran menasihati umat Islam agar menghindari perselisihan yang akan mengakibatkan hilangnya keagungan mereka. Al-Quran mengatakan: Dan taatlah kepada Allah dan rasul-Nya dan janganlah engkau berbantah-bantahan, yang menyebabkan engkau menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. al-Anfal: 46)

Dalam ayat ini, peran kepemimpinan dan mematuhi perintah pemimpin kita diklarifikasi. Kita harus menghindari perselisihan demi menjaga kekuatan kita. Dengan demikian, kita semua harus bertahan dengan kesabaran.

Risalah al-Huquq

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *