Nasional
Kapolda Jateng: Habib Ja’far Alkaff itu Habib Luar Biasa
Kapolda Jateng Irjen Pol. Ahmad Luthfi mendampingi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyambut kedatangan jenazah Habib Ja’far Alkaff di Bandara Ahmad Yani Semarang, Sabtu (2/1). Didampingi perwakilan dari Kodam IV Diponegoro, Ganjar memberikan penghormatan terakhir di tempat itu.
Sekitar pukul 10.50 WIB, jenazah Habib Ja’far tiba di bandara Ahmad Yani Semarang. Rombongan Kapolda bersama keluarga Habib Ja’far kemudian menjemput jenazah di landasan menggunakan mobil khusus dari Angkasa Pura. Setelah itu, Ganjar langsung meminta rombongan jenazah segera melanjutkan perjalanan ke Kudus.
“Soalnya mesti cepat, agar tidak ada kerumunan dan sunnahnya memang harus dipercepat. Makanya hari ini saya bersama pak Kapolda hadir untuk menyambut dan mengantarkan jenazah Habib melanjutkan perjalanan ke Kudus,” kata Ganjar.
Kapolda dan rombongan meminta masyarakat tidak berkerumun dalam prosesi pemakaman Habib Ja’far. Sebab, kondisi saat ini sedang pandemi, dan ia menghimbau agar masyarakat mendoakan dari rumah masing-masing.
“Kami sudah persiapkan dari tadi malam, koordinasi dengan Polres juga sudah,” imbuhnya.
Kapolda dan rombongan juga berterimakasih kepada pihak bandara yang dengan cepat membantu prosesi pemberangkatan dan kedatangan jenazah Habib Ja’far. Terbukti di bandara Ahmad Yani Semarang, tidak ada kerumunan masyarakat karena dibatasi.
“Habib itu luar biasa, terbukti hari ini semua orang ingin berkerumun. Kalau tidak kita batasi, pasti bandara penuh,” terangnya.
Habib Ja’far merupakan sosok yang sangat disayang oleh masyarakat dan juga umat Islam. Beliau selalu memberikan kebaikan dan ketenangan bagi umat.
“Mudah-mudahan beliau diterima di sisiNya dan kita berharap seluruh dosa-dosanya diampuni Allah,” pungkasnya.
Habib Ja’far Alkaff meninggal dunia di Samarinda, Kalimantan Timur pada Jumat (1/1). Jenazah Habib Ja’far rencananya akan dimakamkan di kediamannya di Kudus pada Sabtu (2/1).
Habib Ja’far Alkaff dikenal sebagai habib yang sering melakukan aktifitas nyleneh sehingga dipercaya sebagian kalangan sebagai “wali”. Sehari-hari, almarhum selalu tampil dengan rambut gondrong, berpakaian sederhana, bersandal jepit, dan berkopiah hitam.