Internasional
Dewan Politik Tinggi Yaman: AS dan Sekutunya Terlibat Kampanye Teroris Internasional
Salah satu anggota Dewan Politik Tertinggi Yaman mengatakan bahwa AS dan sekutu regionalnya terlibat dalam kampanye terorisme internasional melawan negara Arab yang miskin itu.
“Sementara 17 negara mengepung bangsa Yaman dan jumlah anak menderita kekurangan gizi melonjak hingga 2 juta, kita harus menggunakan segala cara untuk melawan terorisme internasional yang telah dilancarkan AS dan sekutunya terhadap Yaman,” ujar Mohammad Ali Houthi dalam sebuah pesan yang dipublikasikan di akun Twitter-nya pada Jumat (18/12) malam, menanggapi Penilaian Kebutuhan Dinamis (DNA) Bank Dunia terbaru terhadap Yaman, seperti yang dilaporkan ABNA.
Penilaian Kebutuhan Dinamis yang diperbarui untuk Yaman, yang dirilis awal pekan ini, menyatakan bahwa sektor perumahan Yaman telah terpengaruh oleh agresi pimpinan rezim Saudi yang sedang berlangsung di negara tersebut. Tercatat sekitar 40 persen bangunan di negara tersebut telah rusak, bahkan sebagian hancur total.
Selain itu, sektor pendidikan, kesehatan, transportasi, serta air dan sanitasi juga menjadi sektor yang terpukul parah, dengan kerusakan berkisar antara 29 persen (transportasi) hingga 39 persen (kesehatan). Sementara kota yang paling parah kerusakannya adalah Sa’ada yang 67 persen fasilitasnya telah rusak.
Sebuah kajian mencatat bahwa transmisi tenaga adalah yang paling terpengaruh. Lebih dari 85 persen fasilitas dinilai tidak berfungsi sama sekali. Sebagian besarnya disebabkan kekurangan bahan bakar.
Pada Januari 2020, kerusakan di 16 kota besar Yaman, termasuk Aden, Sa’ada, Sana’a, Hudaydah, dan Ta’iz diperkirakan mencapai 6,8 miliar dolar AS dan tertinggi 8,3 miliar dolar AS. Kerusakan perumahan berkisar antara 5,1 dan 6,2 miliar dolar AS atau 74 persen dari total. Menyusul perumahan, disorot pula soal kesehatan (605 hingga 740 juta dollar AS) dan listrik (422 hingga 516 juta dollar AS).
Kerajaan Arab Saudi dan sejumlah sekutu regionalnya, termasuk Uni Emirat Arab, melancarkan agresi ke Yaman sejak Maret 2015. Tujuan agresi itu adalah membawa pemerintah mantan Presiden sekutu Riyadh Abd Rabbuh Mansur Hadi kembali ke tampuk kekuasaan dan menghancurkan perlawanan rakyat yang dipimpin Gerakan Ansarullah Houthi.
Agresi selama 5 tahun itu mengakibatkan lebih dari 100 ribu nyawa melayang di Yaman. Demikian laporan dari Proyek Lokasi dan Data Peristiwa Konflik Bersenjata (ACLED) yang berbasis di AS, sebuah organisasi penelitian konflik nirlaba.