Berita
Milad ALI dan ABI Di Masjid Al Bina Gelora Bung Karno
Tanggal 13 Rajab merupakan hari yang istimewa. Tak hanya sebagai hari lahir sosok pemimpin adil dan berani, Imam Ali bin Abi Thalib as, 13 Rajab juga merupakan hari ulang tahun Ormas Islam Ahlulbait Indonesia (ABI).
Senin (12/5), bertempat di Masjid Al-Bina, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, berlangsung acara Zikir dan Shalawat memperingati wiladah Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Acara yang digelar berbarengan dengan peringatan ulang tahun ke-3 pendirian Ormas Islam Ahlulbait Indonesia dan mengusung tema, “Kepemimpinan Bangsa dalam Tuntunan Sayyidina Ali bin Abi Thalib” inidihadiri ratusan pencinta Ali, dimulai setelah Isyak dengan pembacaan doa Jausyan Kabir, sebelum dibuka secara resmi oleh Sekjen Ahlulbait Indonesia, Ahmad Hidayat. Setelah pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an oleh Mustafa Bintuwu, acara dilanjutkan dengan tausiyah beberapa pembicara.
Tausiyah pertama dibawakan Ketua Umum DPP ABI, Hassan Alaydrus. Dalam tausiyahnya, Hassan Daliel menekankan pentingnya bersikap lembut, menjalin ukhuwah dan menjauhi kekerasan. Selain itu Hassan menekankan anjuran bagi segenap umat Islam, dan khususnya para pencinta Ali untuk bersatu dan bekerjasama dalam kebaikan. “Jika bersama, yang tak bisa ditopang sendiri, bisa ditopang bersama,” pesannya.
Pembicara kedua adalah KH. Muhammad E. Irmansyah, Ketua Umum (Plt) Lajnah Tanfiziah DPP-PSII, sekaligus Pembina Pertahanan Ideologi Syarikat Islam (Perisai). Mengamati maraknya fenomena takfirisme dan saling pecah-belah di tubuh umat Islam, keponakan ulama besar Indonesia, Buya Hamka ini menengarai umat islam menjadi target adu-domba musuh Islam, Zionisme Internasional.
“Kita jangan sampai terpancing. Jangan mau diadu seperti di Suriah dan Mesir,” pesan Muhammad. “Ingat, kalau agama dipecah-belah, sembuhnya lama. Dan kalau kita umat Islam cerai-berai, yang ketawa siapa? Zionis!”
“La syi’i wa la sunni. Islam jumhuriyyah!” pungkas Ketua Umum Syarikat Islam ini.
Tausiyah terakhir dibawakan Habib Muhammad bin Alwi BSA. Dalam tausiyahnya berkenaan dengan pribadi agung Ali bin Abi Thalib as, ditegaskan bahwa Imam Ali selain dikenal sebagai pemimpin yang adil adalah juga sosok pemersatu. Ali bukan milik golongan atau mazhab tertentu. Imam Ali adalah milik semua golongan. Dan kepemimpinan Ali adalah contoh kepemimpinan yang adil dan mesti dijadikan teladan.
Dari Ahlulbait Indonesia untuk Umat
Dalam kesempatan ini, Sekjen Ahlulbait Indonesia, Ahmad Hidayat sekaligus juga memaparkan hasil kerja organisasi selama tiga tahun berdiri ini:
– ABI telah membentuk 120 DPD, 23 DPW, dan tahun ini di 34 propinsi seluruh Indonesia rencananya akan didirikan lebih dari 500 cabang kepengurusan kota.
– Mendirikan badan otonom berbentuk Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) yang darinya diharapkan akan lahir pendekar-pendekar penegak hukum dan pembela keadilan bagi semua golongan, tanpa memandang perbedaan latar belakang suku, ras, agama apalagi mazhab tertentu.
– Membentuk lembaga media informasi berbasis internet, yang diproyeksikan ke arah radio dan televisi streaming, sebagai media alternatif untuk mencerahkan dan mempersatukan umat, di tengah maraknya media mainstream yang sebagiannya hanya berisi propaganda, bahkan adu-domba.
– Melakukan pengkaderan muda, madya, dan utama, yang cinta tanah air, sekaligus sadar pentingnya menjaga keutuhan NKRI dan menjunjung tinggi prinsip Bhinneka Tunggal Ika.
– Berbagai kegiatan di bidang kemaslahatan perempuan dan anak-anak.
– Menerbitkan Buku Putih Syiah, juga buku jawaban atas buku merah Anti Syiah (yang diatasnamakan) MUI, yang sudah rampung 90% setebal 300 halaman.
– Mengadakan kegiatan-kegiatan bakti sosial pasca bencana di DKI Jakarta dan daerah lain, di samping kegiatan pencegahan dan pemberantasan demam berdarah dengan penyemprotan atau fogging gratis setiap hari Sabtu dan Minggu, di beberapa wilayah Ibukota dan sekitarnya.
Selaku Sekjen DPP ABI, Ahmad Hidayat berharap semua sumbangsih ABI ini bisa bermanfaat bagi umat Islam dan seluruh bangsa Indonesia. Selain itu, ABI sebagai sebuah ormas Islam bisa bersanding dengan ormas-ormas besar Islam yang lain seperti NU dan Muhammadiyah yang selama ini juga telah memberikan sumbangsihnya bagi umat dan bangsa Indonesia.
Pemilihan tempat peringatan milad Imam Ali dan ABI di Masjid Al-Bina kompleks Gelora Bung Karno menurut Ahmad Hidayat untuk menunjukkan spirit kebangsaan bagi Indonesia sebagai harga mati. Apalagi menjelang Pilpres 2014 ini ada semacam krisis kepemimpinan. Karena itu ia berharap pemimpin bangsa ke depan nanti akan sehebat Bung Karno. (Muhammad/Yudhi)