Al-Quran dan Hadis
Al-Quran: Beginilah Nasib Manusia di Hari Kiamat!
Manusia yang lahir di pentas bumi ini, setelah memandang keindahan dunia dan melihat aneka sebab serta sarana hidup yang dimilikinya, seringkali melupakan bahwa semua yang dimilikinya itu hanyalah sekadar sarana. Hal ini mendorongnya untuk berpegang pada sebab-sebab tersebut dan tunduk mengandalkan perantara-perantara itu.
Ketika itu manusia menganggap adanya kemandirian dalam pemberian dampak pada sebab dan perantara-perantara tersebut, ketika itu pula seluruh perhatiannya hanya tertuju kepadanya dan menjadikannya sebagai satu-satunya sarana untuk meraih kelezatan dan kenikmatan hidup.
Kalaupun di alam ini terdapat sesuatu yang tampak berdampak terhadap sesuatu yang lain maka kekuatannya dalam memberi dampak itu bersumber dari Allah Swt. Dengan demikian, sebab-sebab itu tidak memiliki kemandirian dalam memberi dampak atau pengaruh.
Hakikat kehidupan dunia akan terungkap dengan jelas di Hari Kiamat kelak. Ketika itu terputus sudah segala sebab dan faktor, serta sarana material yang tadinya mempunyai keterikatan dengan jasmani manusia dalam kehidupan dunia ini.
Pada Hari Kiamat kelak, manusia akan melihat dengan jelas kelumpuhan sebab-sebab dan perantara-perantara itu sehingga ketika itu ia baru sadar bahwa semuanya sejak awal hingga akhir kembali kepada Allah Swt, tidak kepada siapa pun selain-Nya. Tidak ada yang memberi dampak dan pengaruh terhadap sesuatu kecuali Allah Swt.
Permasalahan ini ditegaskan oleh Allah Swt dalam berbagai ayat al-Quran
- Hari (ketika) mereka nampak dengan jelas tiada suatupun yang tersembunyi bagi Allah dari mereka. “Milik siapakah kerajaan pada hari ini?” Milik Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. (QS. Ghafir: 16)
- Hari (ketika) kamu (lari) berpaling ke belakang, (untuk mencari perlindungan). Tidak ada bagi kamu dari satu pelindungpun (yang dapat menyelamatkan kamu) dan siapa yang disesatkan Allah, niscaya tidak ada baginya (satu pun) pemberi petunjuk. (QS. Ghafir: 33)
- Patuhilah seruan Tuhan kamu sebelum datang satu hari (Kiamat) yang tiada pembatalan baginya dari Allah tidak ada (pula) bagi kamu sedikit tempat perlindungpun pada hari itu dan tiada (pula) bagi kamu (kemampuan) pengingkaran (terhadap dosa-dosa kamu). (QS. asy-Syura: 47)
- Yaitu hari di mana seorang karib tidak dapat memberi manfaat kepada karibnya sedikit pun, dan mereka tidak akan (dapat) ditolong, kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahapenyayang. (QS.ad-Dukhan: 41-42)
- Pada hari itu, mereka ingin seandainya mereka disamaratakan dengan tanah, mereka tidak dapat menyembunyikan sesuatu kejadian pun dari Allah. (QS. an-Nisa: 42)
- Hari (ketika) seseorang tidak berdaya untuk (menolong dan memberi manfaat) orang lain (walau) sedikit pun dan segala urusan pada hari itu adalah milik Allah. (QS. al-Infithar: 19)
- Seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada Hari Kiamat), bahwa semua kekuatan adalah kepunyaan Allah dan bahwa Allah amat pedih siksaan-Nya. (Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. (QS. al-Baqarah: 165-166)
- Dan (di hari kemudian nanti di padang Mahsyar), mereka tampil tanpa dapat bersembunyi untuk menghadap ke hadirat Allah. (QS. Ibrahim: 21)
- Sesungguhnya engkau (ketika hidup di dunia) dalam keadaan lalai dari (hal yang sedang engkau lihat) ini, maka kini Kami telah singkapkan darimu tabir yang menutupi matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam. (QS. Qaf: 22)
- Pada hari manusia itu dinampakkan segala rahasia yang terpendam dalam hati. (QS. ath-Thariq: 9)
Serta masih banyak ayat lain yang menjelaskan keadaan manusia atas ketidakberdayaannya di Hari Kiamat.
Alamah Sayyid Husain Thabathabai, Ada Apa Setelah Mati?