Ikuti Kami Di Medsos

Pendidikan

Guru Agama Ikut Kuatkan Moderasi, Ketum ABI: Maju Terus Pak Menteri!

Menteri Agama Fachrul Razi meminta para guru agama turut serta secara intensif memberikan pembinaan pada berbagai aktivitas siswa. Salah satunya menguatkan moderasi beragama di kalangan anak didiknya.

“Guru PAI perlu secara optimal memainkan peranan strategisnya, termasuk dalam membina aktifitas keagamaan dan menguatkan moderasi beragama para siswa,” kata Menteri Agama ketika berbicara sebagai keynote speech pada FGD Praktik Baik Inisiatif Pencegahan Kekerasan (IPK) / Preventing Violence Extremism (PVE) di Sekolah, Kamis (03/12), seperti yang dikutip Republika.

Pada kesempatan itu Menag juga meminta para pendidik untuk lebih intens memberikaan pembinaan kepada para siswanya.

“Saya minta guru dan pengawas pendidikan agama lebih intens berpartisipasi dalam memberikan pembinaan atas organisasi siswa,” katanya.

Menag kemudian menjelaskan tiga jalur yang bisa saja menjadi pintu masuk bagi ekstremisme berlabel agama ke sekolah. Pertama, jalur guru. Guru adalah pemegang peran terpenting dalam proses transformasi pengetahuan di sekolah.

Kedua, jalur organisasi siswa ekstra kurikuler bidang keagamaan yang mengambil pola mentoring dengan pelibatan aktor yang memiliki ikatan atau jaringan yang memiliki pemahaman keagamaan ekstrems. Ketiga, jalur kurikulum pendidikan. Kurikulum sebagai acuan/rujukan para guru dalam menyampaikan pemahamannya, termasuk kurikulum pendidikan agama.

“Meski, tidak selalu pintu masuk pemikiran ekstrem ini melalui kurikulum pendidikan agama, namun bisa saja disisipkan melalui mata pelajaran umum,” ujar Menag.

Selain itu, Menag juga mengapresiasi penerbitan buku kumpulan praktik baik implementasi Inisiatif Pencegahan Kekerasan (IPK). Hasil best practice IPK ini adalah modeling pencegahan kekerasan pada jenjang pendidikan menengah. Ini, Menag bilang, akan menambah referensi berbagai pihak, terutama guru pendidikan agama dan sekolah untuk turut berkontribusi dalam mencegah tumbuh kembangnya ekstremisme dalam beragama.

“Saya baca sekilas, naskah buku PVE juga mencoba menutup 3 (tiga) pintu masuk ekstremisme keberagamaan yang selama ini menjadi kekhawatiran kita semua,” tuturnya.

Menanggapi hal itu, Ketua Umum Ahlulbait Indonesia (ABI), Ust. Zahir Yahya menyambut baik ajakan Menag Fachrul Razi agar para guru agama secara intensif terlibat untuk menguatkan moderasi beragama di kalangan anak didiknya.

“Maju terus, pak Menteri!” sambut beliau.

Ust. Zahir lalu mengingatkan bahwa sejak dulu, guru merupakan figur yang digugu dan ditiru. Karenanya, guru berperan dalam hampir segala sesuatu yang menyangkut pola pikir, perilaku, dan agama para siswa.

Seraya itu, beliau melanjutkan bahwa ada dua peran penting dan aktif guru, pemerintah, dan pemangku kebijakan pendidikan dalam membendung ekstrimisme dan kekerasan di dunia pendidikan. Pertama, terkait proses perekrutan guru, khususnya guru agama. Dan kedua, terkait program capacity building para guru.

“Jangan lagi dijumpai anasir yang berafiliasi pada aliran pemikiran yang tergolong ekstrim dan intoleran dengan mudah melewati seluruh proses rekrutmen untuk menyandang profesi guru,” kata Ust. Zahir. Sebab, lanjutnya, mereka rentan menjadi “sel aktif” bagi golongan ekstremis, intoleran, dan  pro-kekerasan di lingkungan sekolah.

Selain itu, Ust. Zahir menambahkan, kemampuan para guru secara berkala harus ditingkatkan untuk menghadapi pemikiran yang terus berkembang di tengah masyarakat. Hal ini untuk memastikan pengajar tidak terpapar ekstrimisme, sebelum diminta untuk berperan dalam penguatan moderasi agama pada para siswa.

 

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *