Akidah
Cara Mudah Mengenal Allah
Untuk mengenal Allah, terdapat berbagai macam cara dan metode yang telah dijelaskan dalam buku-buku filsafat dan teologi (kalam), juga dalam hadis-hadis para para Imam suci as serta kitab-kitab samawi. Berbagai argumen yang disebutkan dalam kitab-kitab tersebut menjelaskan sisi dan dimensinya masing-masing. Misalnya dalam satu buku, dijelaskan premis-premis empirik. Sedangkan buku lainnya menjelaskan premis-premis rasional semata.
Bahkan sebagian buku membuktikan keberadaan Allah Swt secara langsung, sebagaimana pula dalam buku lainnya menjelaskan keberadaan sesuatu yang tidak membutuhkan selainnya (Wajib al-Wujud).
Sesungguhnya cara mudah untuk menetapkan wujud Allah Swt dapat diperoleh dengan merenungkan ayat-ayat, tanda-tanda kekuasaan-Nya yang terhampar dan memenuhi jagad raya ini. Al-Quran mengungkapkannya dengan istilah “tafakkur liayatillah” (memikirkan ayat-ayat Tuhan). Seakan-akan setiap individu dan fenomena alam ini, baik yang di bumi ataupun di langit atau yang ada pada diri setiap manusia itu sendiri, merupakan dalil dan ayat Allah Swt yang memberikan petunjuk pada hati untuk beranjak menuju pusat wujud yang hadir di setiap ruang dan waktu.
Sesungguhnya karya di hadapan Anda ini merupakan salah satu dalil dan ayat atas wujud Allah. Bukankah dengan membaca buku ini Anda akan mengenal keberadaan pengarangnya dan punya tujuan? Pernahkah Anda berasumsi bahwa buku ini muncul akibat pengaruh sekelompok benda tanpa seorang penulis yang punya motif dan tujuan?
Bukankah termasuk kebodohan jika seseorang percaya bahwa suatu ensIklopedia berjilid-jilid tercetak dan terbit akibat ledakan kandungan bumi kemudian pecahan-pecahan yang beterbangan di udara itu menyatu dan membentuk huruf-huruf dan kemudian secara tiba-tiba membentur kertas-kertas dan terbitlah buku yang berjilid-jilid tersebut?
Lebih tidak masuk akal lagi seseorang yang berkeyakinan bahwa alam semesta yang penuh hikmah, baik yang diketahui maupun tidak, tercipta secara spontan, terjadi begitu saja, tanpa sebab apapun. Bahkan bisa dikatakan bahwa orang yang berkeyakinan semacam ini ribuan kali lebih bodoh dibandingkan orang yang meyakini terciptanya kitab yang berjilid-jilid secara tiba-tiba.
Sesungguhnya setiap sistem terarah dan bertujuan merupakan dalil atas adanya pembuat sistem tersebut. Kita saksikan bahwa sistem yang terarah dan bertujuan pada seluruh alam semesta ini merupakan sistem universal yang menunjukkan adanya Sang Pencipta Yang Mahabijak yang telah menciptakan sistem tersebut, dan Dia senantiasa memeliharanya.
Bunga-bunga yang tumbuh di taman dengan berbagai macam warna yang indah dan aroma yang semerbak, pohon apel yang memberikan buah yang berasal dari sebutir biji yang kecil, yang setiap tahun mengeluarkan buah yang meruah dengan berbagai warna yang memikat dan rasa yang lezat. Begitu pula burung Bulbul yang berkicau dan begitu lincah berpindah dari satu tangkai ke tangkai yang lain. Serta ayam yang membelah dan memecahkan kulit sebutir telur kemudian keluar darinya seekor anak.
Semua itu merupakan tanda-tanda wujud dan kebesaran Allah Swt. Yang lebih mengherankan dan menakjubkan dari itu semua adalah bahwa seperti lebah, sapi atau kambing menghasilkan madu dan susu melebihi kebutuhannya dengan tujuan agar manusia pun –sebagai makhluk yang memiliki kelebihan tersendiri– dapat mengambil manfaat darinya.
Hanya saja, manusia yang durhaka ini malah mengingkari Sang Pemberi karunia dan nikmat tersebut dengan cara menentang-Nya.
Kita akan lebih banyak menemukan tanda-tanda kekuasaan dan pengaturan Sang Pencipta yang Mahabijak dalam raga manusia. Organ-organ tubuh manusia itu tersusun begitu rapi. Setiap organ tersusun dari jutaan sel yang hidup secara mandiri. Padahal seluruh sel itu tumbuh dan berasal dari satu sel betina. Dan setiap sel itu mengandung bahan-bahan yang dibutuhkan dengan porsi tertentu. Dan, masing-masing organ itu diletakkan pada tempatnya yang sesuai. Kita perhatikan pula bagaimana organ-organ berfungsi; menghirup oksigen melalui paru-paru, lalu memindahkannya melalui darah merah, juga aktivitas-aktivitas hati untuk membuat gula yang diperlukan kemudian menyingkirkan sel-sel yang rusak dan menggantikannya dengan sel-sel yang baru dan memusnahkan kuman-kuman melalui mekanisme tertentu.
Tidak berakhir sampai di situ saja. sistem-sistem yang tak terhingga, yang terdiri dari makhluk-makhluk bernyawa dan mati itu, membentuk tatacipta yang universal sebagai alam yang diatur oleh Tuhan yang Esa dengan pengaturannya yang cermat dan bijak.
Allah Swt berfirman: Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Demikian itulah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?. (QS. al-An’am: 95)
Jelas bahwa semakin banyak dan luasnya pengetahuan manusia dan semakin banyak sistem serta hubungan antara fenomena alam yang dapat disingkap, maka semakin jelas pula rahasia-rahasia penciptaan alam semesta ini. Akan tetapi, memikirkan fenomena alam yang sederhana melalui dalil-dalil yang jelas sudah cukup bagi hati yang tulus untuk membuktikan keberadaan wujud Sang Pencipta alam yang Mahakuasa.
Ayatullah Taqi Misbah Yazdi, Akidah Islam dan Pandangan Dunia Ilahi