Internasional
Buntut Normalisasi, Penulis Arab Boikot Penghargaan Buku UEA
Puluhan penulis dan intelektual Arab menyerukan boikot penghargaan buku yang didanai oleh Uni Emirat Arab (UEA) sebagai bentuk protes atas kesepakatan normalisasi Abu Dhabi dan rezim pendudukan zionis.
Dikutib dari kantor berita ABNA, mereka mengundurkan diri dari acara penyerahan Hadiah Internasional untuk Fiksi Arab (IPAF) dan Penghargaan Buku Sheikh Zayed, keduanya dibiayai oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Abu Dhabi.
Sebanyak 17 mantan pemenang IPAF, anggota juri, dan penulis terpilih menulis surat terbuka kepada pengawas acara tersebut dan menuntut penghentian pendanaan Emirat ke acara itu untuk “mempertahankan kemerdekaannya”.
Di antara para penandatangan surat tersebut adalah novelis Lebanon Elias Khoury, penulis Maroko Bensalem Himmich, dan penulis Palestina-Yordania Ibrahim Nasrallah serta akademisi dan penulis Palestina Khaled Hroub.
Hroub, yang merupakan anggota pendiri IPAF, menekankan bahwa ia tidak dapat lagi berafiliasi dengan penghargaan tersebut selama itu didanai oleh Abu Dhabi. Ia mengecam normalisasi UEA-Zionis sebagai “pertukaran yang mengejutkan dan menyedihkan” untuk hak-hak Palestina .
“Saya dulu memiliki kontak budaya yang hebat di UEA selama bertahun-tahun, memiliki banyak teman Emirat dan ikut serta dalam banyak kegiatan, pameran buku, dan festival di negara itu. Kegiatan-kegiatan ini tentunya telah memberikan kontribusi pada kancah budaya Arab. Tapi semua itu kini dilempar ke dalam ketidakpastian dan digantikan oleh zionis,” ujarnya.
Hubungan UEA dengan zionis sangat memprihatinkan karena kerjasama bilateral melampaui keamanan dan ekonomi hingga pendidikan, budaya, dan seni, kata Hroub.
“Apa yang akan Anda pelajari secara budaya, pendidikan, atau artistik dari rezim yang menjajah dan menindas seluruh rakyat dengan paksa?” tanyanya retorik.
Penulis Maroko Zohra Ramij menarik novel terbarunya dari Penghargaan Buku Sheikh Zayed, yang telah disebut sebagai “Hadiah Nobel dunia Arab”. Penyair rekan senegaranya, Mohammed Bennis, juga mengundurkan diri dari panitia penyelenggara acara tersebut setelah menjabat selama 10 tahun.
“Peran pertama saya adalah untuk mempertahankan nilai kebebasan dan berdiri dan solidaritas dengan rakyat Palestina yang sekarang merasa terisolasi dan sendirian,” kata Bennis.
Surat terbuka untuk memboikot semua festival yang didanai UEA itu ditandatangani oleh 80 pembuat film, musisi, dan artis Arab terkemuka.
Salah satu penandatangan, komedian Palestina-Amerika Amer Zahr, mengatakan bahwa dirinya tidak akan tampil di UEA lagi. Ia juga menambahkan, “Tidak ada yang lebih penting daripada prinsip kami dan normalisasi dengan zionis adalah garis merah. Saya tidak bisa melegitimasi mereka yang menindas saya.”
Menteri Luar Negeri Emirat Sheikh Abdullah bin Zayed Nahyan dan Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif Zayani menandatangani pakta normalisasi dengan rezim ilegal zionis di Gedung Putih pertengahan September silam. Palestina mengutuk kesepakatan itu sebagai “menikam dari belakang” yang berbahaya bagi perjuangan mereka melawan penjajah zionis.