Nasional
BNPT: Moderatisme Mampu Melawan Radikalisme Terorisme
Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid mengatakan, moderatisme (paham moderat) mampu menjadi kekuatan melawan radikalisme terorisme.
“Penguatan moderatisme Islam oleh ormas-ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan ormas Islam moderat lainnya, akan menjadi kekuatan yang luar biasa dalam melawan radikal terorisme,” kata Nurwakhid Kamis (19/11), seperti dikutip dari Beritasatu.
Pernyataan itu diungkapkan Akhmad Nurwakhid dalam sarasehan “Meneguhkan Moderatisme Islam: Pencegahan Radikalisme Terorisme di Kalangan Dosen dan Mahasiswa Muhammadiyah” yang digelar Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di Yogyakarta.
Ia menambahkan bahwa penanggulangan radikal terorisme tidak dapat hanya dilakukan oleh institusi negara atau pemerintah, tetapi harus dilakukan segenap elemen bangsa.
Sebab terorisme merupakan kejahatan luar biasa, sehingga penanggulangan harus dilakukan secara bersama dengan melibatkan segenap elemen masyarakat, yaitu ormas moderat seperti NU, Muhammadiyah, dan lain-lain untuk membangkitkan silent majority (mayoritas yang diam).
“Artinya apa? Mayoritas bangsa Indonesia ini adalah moderat tetapi banyak diam, makanya disebut silent majority, sementara kelompok radikal terorisme itu sedikit, tetapi mereka berisik dan pola radikalisasi menggunakan media,” katanya.
Maka, semua elemen bangsa harus bersama-sama melakukan kontra radikalisasi, baik kontra narasi, kontra ideologi, maupun kontra propaganda juga dengan menggunakan media.
BNPT juga terus meningkatkan koordinasinya dengan melibatkan kementerian. Dalam hal ini, BNPT telah melakukan MoU dengan 38 kementerian atau lembaga terkait.
“Tinggal kita optimalkan ke depan. Tentu saja kami komit untuk selalu melibatkan elemen masyarakat civil society moderat dalam menanggulangi radikal terorisme,” katanya.