Nasional
Kemenag: Media Islam Harus Memiliki Pandangan Moderasi Beragama
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Puslitbang Bimas Islam Kemenag, Rizki Riyadu Topeq berharap media Islam memiliki pandangan yang sama mengenai pentingnya moderasi beragama.
“Lima tahun belakangan politik identitas sangat tinggi. Media Islam (moderat) harus bisa menetralisasi isu-isu agama yang bernuansa kebencian. Tapi dengan isu-isu yang tak lepas dari moderasi beragama, seperti toleransi dan kebersamaan,” kata Rizki.
Hal itu disampaikannya dalam acara Konsolidasi Pengelola Media: Promoting Moderasi Beragama untuk Sindikasi Media Islam kerja sama Puslitbang Bimas Islam Kemenag bersama El-Bukhari Institute yang disiarkan secara virtual, Jumat (11/12), seperti yang dikutip Sindonews.
Selain itu, ia juga mengharapkan sosialisasi moderasi beragama ke depan tak hanya dilakukan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah saja, namun juga oleh organisasi Islam lainnya.
“Kalau sosialisasi moderasi beragama bisa meluas, tahun depan kita bisa adakan Kongres Media Islam. (Pesertanya) tidak hanya NU dan Muhammadiyah,” ujar Rizki.
Puslitbang Bimas Islam, lanjutnya, memiliki impian untuk melaksanakan Kongres Media Islam untuk menyebarkan konten moderasi beragama. Tujuannya untuk menjaga kondusivitas dan menjaga persatuan bangsa dan negara.
“Tidak saling menjatuhkan. Kalau memang memungkinkan, kita fasilitasi itu (Kongres Media Islam-red). Saling mensupport,” katanya.