Berita
Pengamat: Masyarakat Harus Bijak Menerima Informasi dari Medsos
Pengamat media sosial (medsos), Dr. Rulli Nasrullah mengimbau masayarakat untuk bijak menerima informasi dari medsos, sehingga tak mudah terpancing atau terprovokasi oleh isu-isu yang belum jelas kebenarannya.
“Untuk itu, masyarakat harus bijak dan tidak terburu-buru menelan informasi yang ada,“ kata Rulli Nasrallah di Jakarta, Kamis (5/11), seperti dilansir dari Antara.
Dosen Magister Ilmu Komunikasi IISIP Jakarta itu, melanjutkan bahwa disinformasi di medsos biasanya dilakukan dengan cara memenggal-menggal berita atau fakta yang ada, kemudian dibumbuhi narasi tertentu untuk diarahkan pada tujuan tertentu.
“Saya pikir memang perlu kebijaksanaan yang luar biasa untuk menyikapi realitas yang ada di medsos. Karena biasanya yang memprovokasi itu sering memotong-motong realitas yang ada, jadi tidak secara utuh informasi itu disampaikan.”
Ketika menerima informasi di media sosial, ia berpesan untuk tidak buru-buru menafsirkan.
“Kita tunggu dahulu, ditanyakan dahulu kepada orang yang lebih ahli sehingga kita bisa melihat konten itu sebenarnya maksudnya seperti apa? Saya melihat ini yang dimainkan oleh pihak-pihak ketiga yang tidak bertanggung jawab untuk memainkan isu-isu seperti itu,” kata Rulli.
Salah satu hal paling penting dalam menggunakan media sosial adalah emosi yang terkendali. Sebabnya, para penyembar disinformasi dengan tujuan provokasi kerap kali memainkan emosi para pembacanya dan menjadi penyebab berkembangnya hoaks, radikalisme, dan terorisme di medsos.
Berdasarkan pengalamannya selama menjadi tim literasi digital Kominfo dan Kemendikbud, ia bersama timnya telah melakukan berbagai promosi dan diseminasi informasi. Namun, pada akhirnya semua kembali kepada perilaku masing-masing pengguna media sosial itu sendiri.
Hoaks dari akibat disinformasi, ujar Rulli, tak hanya menyasar masyarakat biasa. Namun juga orang yang memiliki penididikan tinggi seperti profesor. “Hal itu menjadi persoalan karena memang kembali kepada si penggunanya itu sendiri,” katanya.
Selain itu, ia juga menekankan pada perusahaan media agar ikut berperang melawan informasi yang menyesatkan. Sebagai pilar keempat demokrasi, lanjutnya, selain mengungkap kebenaran, media seharusnya juga menekan agar disinformasi, hoaks, dan berita yang misleading tidak tersebar luas.