Ikuti Kami Di Medsos

Kisah

Minta Hujan Turun, Wasilah Nabi Muhammad

Para sejarahwan menulis peristiwa memohon hujan dengan bertawasul kepada Rasulullah saw lebih dari sekali dalam hidupnya; saat beliau masih menyusu dan saat beliau masih kecil serta diasuh kakeknya, lalu pamannya Abu Thalib. Kali pertama terjadi ketika penduduk Mekkah tertimpa paceklik besar; di mana selama dua tahun hujan tidak turun kepada mereka.

Lalu Abdul Muththalib memerintahkan anaknya, Abu Thalib agar menghadirkan cucunya, Muhammad saw.  Abu Thalib pun membawanya di mana saat itu beliau masih menyusu dan menggunakan kain pembarut bayi. Kemudian Abdul Muththalib menggendongnya dan menghadap kiblat sambil mempersembahkannya ke langit seraya berkata, “Wahai Tuhanku, demi kedudukan anak ini.” la mengulangi perkataannya ini dan berdoa, “Berilah kami hujan yang lebat.”

Tidak berlangsung beberapa lama, tiba-tiba gumpalan awan menyelimuti permukaan langit Mekkah, lalu turunlah   hujan yang sangat deras. Bahkan, saking kerasnya, mereka takut kalau-kalau hujan itu membuat masjid (tempat ibadah) hancur”

Peristiwa meminta hujan melalui beliau ini juga terulang dua kali. Saat itu Nabi saw sudah menginjak usia remaja dan keluar bersama Abdul Muththalib ke gunung Abi Qubais. Dan Abu Thalib mengisyaratkan peristiwa ini dalam lantunan bait syair berikut ini, “Ayah kami adalah penolong manusia ketika mereka datang meminta hujan. Dan kita sekarang (saksikan) penolong kita berdoa di Mekkah hingga air deras mengalir.”

Para sejarawan menceritakan bahwa kaum Quraisy meminta Abu Thalib agar ia memintakan hujan untuk mereka. Lalu beliau keluar ke Masjidil-Haram dengan menuntun Nabi saw. Saat itu, beliau masih kecil dan beliau bagai matahari yang menerangi kegelapan yang dengannya awan tersingkap.  Lalu beliau berdoa kepada Allah Swt dengan bertawasul kepada Nabi saw. Tiba-tiba datanglah awan di langit. Lalu turunlah hujan deras yang mengalir ke sekitar lembah, sehingga gembiralah semua warga.

Abu Thalib juga menyebut kemuliaan ini ketika kaum Quraisy terus menerus menyakiti Nabi saw dan risalahnya yang penuh berkah. Beliau berkata, “Yang putih bersih yang meminta awan agar mengucurkan airnya. la penghibur anak-anak yatim dan pelindung para janda. Dan pelbagai bencana, Bani Hasyim berlindung padanya. la selalu memberi anugerah dan keutamaan bagi  mereka.”

Semua itu menunjukkan kepada kita perihal tauhid yang tulus dari dua pengasuh Rasulullah saw dan keimanan keduanya terhadap Allah Swt. Andaikan mereka berdua tidak mempunyai sikap pembelaan dan penghormatan terhadap Nabi saw kecuali dua hal tersebut niscaya cukuplah   keduanya sebagai kebanggaan dan kemuliaan. Ini juga menunjukkan bahwa Rasulullah saw telah tumbuh di suatu rumah yang dipenuhi oleh ketauhidan kepada Allah dan agama yang suci.

Majma Jahani Ahlulbait, Muhammad saw

 

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *