Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Kenikmatan Sejati

Juru tulis Imam Ali Ridha as bernama Ibrahim bin Abbas, menuturkan kisah yang dialaminya.

Suatu hari, ia duduk bersama Imam Ali Ridha as. Lalu salah seorang ahli fikih mengajukan pertanyaan kepada beliau, “Apakah makna an-na ‘im (maktub dalam surah at-Takatsur: 8) adalah air dingin?”

Imam Ali Ridha as menjawab dengan nada tinggi, “Apakah kalian menafsirkan semacam itu?”

Masing-masing mereka menafsirkan dalam bentuk tertentu. Sebagian menafsirkan sebagai air yang dingin, sebagian lain sebagai tidur, dan sebagian lain lagi mengatakan, “Maksudnya adalah makanan yang lezat.”

Imam Ali Ridha as berkata, “Sesungguhnya ayahku meriwayatkan dari ayahnya, Imam Ja’far Shadiq as, bahwasanya beliau berkata, ‘Allah sama sekali tidak akan mempertanyakan rezeki yang Dia berikan kepada mahluk-Nya.’”

“Tidak sepatutnya manusia mengungkit-ungkit makanan dan minuman yang telah diberikan kepada orang lain; lantas, bagaimana mungkin kita nisbatkan kepada Allah Swt suatu perbuatan yang tidak patut dilakukan manusia?”

“Sesungguhnya, makna kata an-na ‘im adalah kecintaan (mahabbah) dan perwalian (wilayah) kepada kami, Ahlul Bait, yang nanti akan dipertanyakan Allah, setelah tauhid dan kenabian Rasulullah saw. Jika menepati kecintaan dan perwaliannya, niscaya seorang hamba akan merasakan berbagai kenikmatan surga yang tidak akan ada habis-habisnya.”

*Ali Sadaqat, 50 Kisah Teladan

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *