Berita
AS dan Rezim Zionis Biang Keladi Penderitaan Bangsa-bangsa di Dunia
Pemimpin gerakan Houthi Ansarullah Yaman meminta pertanggungjawaban Amerika Serikat dan dinas intelijen Barat atas pembentukan kelompok teroris takfiri. Ia juga memgungkap bahwa badan intelijen eksternal Prancis memainkan peran penting dalam hal ini.
“Takfiri didukung AS, Prancis, dan negara-negara Barat. Mereka adalah kelompok-kelompok berpaham takfirisme untuk menarget dan membantai umat Islam. Amerika Serikat dan sekutunya di Suriah, Yaman, dan negara-negara lain mendukung takfirisme, karena menggunakan ekstremis untuk menodai citra Islam. Badan intelijen Barat, termasuk yang ada di Prancis, terlibat dalam pemantauan dan mendukung mereka,” ujar Abdul-Malik Houthi dalam pidato yang disiarkan langsung dari ibu kota Yaman, Sana’a, pada Senin malam(19/10).
Mengutip Kantor Berita ABNA, Houthi juga memperingatkan bahwa distorsi dan salah tafsir ajaran Islam telah menciptakan keretakan mendalam di kalangan umat Islam dan menimbulkan masalah serius bagi mereka.
“Musuh telah menggunakan penyimpangan seperti itu untuk menghina al-Quran dan Islam. Tak ada belas kasihan atau simpati apapun di peradaban Barat. Mereka menginjak-injak [hak] masyarakat manusia, merampas kebebasan orang, merampas kekayaan dan menduduki tanah mereka, lalu menguliahi orang lain tentang hak asasi manusia,” tandasnya.
Pemimpin Ansarullah itu kemudian mempertanyakan penghormatan negara-negara Barat terhadap hak asasi manusia di Yaman, Palestina, dan negara-negara Arab dan Muslim lainnya, dengan mengatakan, “(Presiden AS Donald) Trump bangga bahwa dirinya siap memberikan tanah Arab kepada musuh [zionis] dan mengambil alihnya seperti saat ia lakukan di Dataran Tinggi Golan, Suriah. Peradaban macam apa ini?”
Houthi melanjutkan dengan mengatakan bahwa menghina Islam diperbolehkan sementara mengritik zionis dilarang di Prancis dan siapa pun yang melakukannya akan diadili.
“Di Barat, di sisi lain, Anda diperbolehkan menghina Islam dan nabi, menjadi ateis dan menghina Tuhan. Tapi Anda tidak diizinkan untuk menghina dan melawan zionis,” kata pemimpin gerakan perlawanan Islam di Yaman itu.
“Di dunia, ada serangan terang-terangan dan menghina Nabi [Muhammad saw], Islam, dan Muslim, dan kampanye tersebut bertujuan untuk menarget iman kita dengan maksud dominasi budaya,” katanya.
Pemimpin Ansarullah itu menekankan bahwa ada upaya yang sedang dilakukan untuk mengubah negara-negara Muslim menjadi bawahan AS, negara-negara Barat, dan rezim Zionis. “Plot yang bertujuan memperbudak dan menjauhkan kita dari ajaran agama dan identitas sama sekali tidak bisa diterima,” tegasnya.
Houthi kemudian mengecam pernyataan anti-Islam Presiden Prancis Emmanuel Macron baru-baru ini sebagai bentuk permusuhan terhadap dunia Muslim. “Prancis dan Barat menghina Islam dan Nabi Muhammad (saw). Pada saat yang sama, mereka memperhatikan zionis dan tidak tahan terhadap penghinaan yang ditujukan kepada mereka,” tandasnya.
Abdul-Malik akhirnya menegaskan bahwa kekuatan arogan yang digembongi AS dan rezim zionis, bertanggung jawab atas penderitaan bangsa-bangsa di seluruh dunia.