Puasa Sepanjang Waktu

Imam Ja’far Shadiq as meriwayatkan sabda datuknya, Nabi saw, yang suatu saat bertanya pada para sahabatnya, “Siapa di antara kalian yang berpuasa sepanjang waktu?”

“Aku, wahai Rasulullah!” jawab Salman Farisi.

Nabi saw bertanya lagi, “Siapa di antara kalian yang mendirikan shalat sepanjang malam?”

“Aku, wahai Rasulullah!” kembali Salman menjawab.

Nabi saw lagi-lagi melontarkan pertanyaan selanjutnya, “Siapa di antara kalian yang membaca seluruh isi al-Quran setiap hari?”

Salman untuk ketiga kalinya menjawab, “Aku, wahai Rasulullah!”

Menyaksikan Salman Farisi menjawab ketiga pertanyaan Nabi saw itu, salah seorang sahabat kontan naik pitam dan berkata,

“Wahai utusan Allah! Salman itu orang Persia yang ingin menyombongkan diriinya dan menunjukkan keunggulannya dari kami mengenai siapa di antara kami yang berpuasa sepanjang waktu dan berkata bahwa dirinyalah yang melakukannya, sementara ia makan sepanjang waktu? Dan Anda bertanya kepada kami mengenai siapa di antara kami yang melaksanakan shalat sepanjang malam dan ia berkata lagi bahwa ia yang melaksanakannya, padahal ia tidur hampir setiap malam. Kemudian yang membaca seluruh isi al-Quran setiap hari dan ia ketiga kalinya berkata bahwa dirinyalah yang melakukannya, padahal sepanjang waktu ia hanya diam.”

Mendengar perkataan sahabatnya itu, Nabi Allah saw menegurnya dan berkata, “Tutup mulutmu! Begitu jauhnya sikap kalian dibandingkan Lukman yang bijak! Tanya dia dan ia akan mejelaskan kepada kalian.”

Mendegar jawaban Nabi saw, para sahabat menoleh ke arah Salman dan bertanya, “Wahai bapak Abdullah! Engkau telah mengklaim dirimu berpuasa sepanjang waktu, benarkah?”

“Benar,” jawab Salman.

“Tapi aku melihatmu makan sepanjang waktu!”

Salman berkata, “Itu tak seperti yang kau bayangkan! Aku berpuasa tiga hari dalam setiap bulan dan Allah Swt yang Maha Agung berfirman: Barangsiapa melakukan suatu amal kabaikan akan dibalas dengan sepuluh lipat. (QS. al-An’am: 16) Aku menggabungkan bulan Sya’ban dan Ramadhan dalam keadaan berpuasa sehingga aku diperhitungkan berpuasa sepanjang waktu.”

Sahabat itu kemudian bertanya, “Tapi engkau mengklaim telah menghabiskan seluruh malammu dengan mendirikan shalat, benarkan?”

“Ya, benar,” jawab Salman.

Lantas, sahabat itu berkata kepadanya, “Bagaimana bisa begitu, sedangkan sepanjang malam engkau berada di tempat tidur?”

Salman berkata, “Itu tidak seperti yang engkau bayangkan. Aku mendengar Rasulullah yang tecinta bersabda, ‘Barangsiapa tetap dalam kondisi berwudhu selama tidurnya akan diperhitungkan seperti telah mendirikan shalat sepanjang waktu dan aku tetap dalam keadaan berwudhu!”

Sahabat itu masih bertanya kepadanya, “Bukankah engkau mengklaim telah membaca isi al-Quran padahal setiap hari engkau hanya diam saja!”

Salman berkata kepadanya, “Itu tidak seperti yang engkau bayangkan! Sebab, aku mendengar Rasulullah yang tercinta bersabda kepada Ali, ‘Wahai Abal Hasan! Perbandingan engkau dalam agamaku seperti surah al-Ikhlas. Barangsiapa membacanya satu kali akan diperhitungkan seperti telah membaca sepertiga isi al-Quran, dan barangsiapa membacanya dua kali akan diperhitungkan seperti telah membaca dua pertiga isi al-Quran sementara yang membacanya tiga kali akan diperhitungkan seperti telah membaca seluruh isi al-Quran. Demikian pula, barangsiapa telah menyempurnakan sepertiga imannya, dan barangsiapa mencintai engkau, baik dengan lidah maupun hatinya, telah menyempurnakan dua pertiga imannya, dan orang yang mencinta engkau dengan lidah, hati, dan menolong engkau dengan tengannya (kekuatan fisik) telah menyempurnakan seluruh imannya. Aku bersumpah demi Zat Yang telah Mengutusku dengan kebenaran, wahai Ali! Bilamana seluruh manusia di muka bumi mencintai engkau sebagaimana mereka yang berada di surga mencintai engkau, niscaya tak seorang manusia pun yang disiksa api neraka,’ dan aku sendiri membaca surah al-Ikhlas tiga kali setiap hari.”

Sahabat itu kemudian berdiri dan langsung pergi, seolah-olah mulutnya telah disumpal dengan batu.

*Tim al-Huda, Cerita-cerita Favorit