Mutiara Hikmah
Pidato Imam Hasan saat Menjabat Khalifah
Pasca syahidnya Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib pada 12 Ramadhan akibat tebasan pedang Ibnu Muljam, kepemimpinan Islam segera beralih ke pundak putra beliau, Imam Hasan as. Peralihan itu disambut kaum muslimin dengan berbaiat (berikrar setia) kepada beliau, yang saat itu berusia 27 tahun.
Pagi hari, di awal peralihan kepemimpinan umat, Imam as menaiki mimbar dan menyampaikan pidato tentang sejarah kepemimpinan politik ayahnya dalam memperjuangkan keadilan, kesetaraan, dan menantang setiap makar para pengkhianat agama.
“Sungguh telah diambil nyawanya pada malam itu. Beliau manusia yang orang-orang sebelumnya belum pernah mengunggulinya dalam beramal, pun orang-orang setelahnya sanggup melakukan amalan tersebut. Sungguh beliau berjuang bersama Rasulullah saw dan telah menjaganya dengan dirinya, dan Rasulullah saw memberikan panji Islam kepadanya. Sedangkan malaikat Jibril menjaganya dari sisi kanan dan Mikail dari sisi kirinya. Beliau tidak pernah kembali hingga Allah Swt membuka dan memperlihatkan kemenangan kepadanya. Sungguh beliau telah syahid di malam ketika Isa bin Maryam as dimikrajkan dan di malam saat Yusya’ bin Nun, sang penerus Musa as, berpulang menghadap Allah Swt.”
Baca juga Biografi Singkat Imam Hasan bin Ali as
Air mata Imam Hasan as kemudian luruh membasahi pipinya. Melihat tangisan beliau, orang-orang yang hadir saat itu juga ikut menangis.
Imam Hasan as kemudian melanjutkan pidatonya, “Akulah putra pemberi kabar gembira (basyir). Akulah putra pemberi peringatan (nazdir). Akulah putra penyeru ke jalan Allah (da’i). Akulah putra pelita yang cerlang (sirajun munir) yang telah Allah jauhkan dari diri mereka segala kotoran dan telah menyucikan mereka sesuci-sucinya.”
“Aku termasuk Ahli Bait yang Allah Swt telah wajibkan orang-orang untuk mencintainya sebagaimana firman-Nya: Katakanlah wahai Muhammad! Aku tidak meminta upah apapun dari kalian atas risalah kecuali kecintaan kepada keluargaku dan barang siapa melakukan suatu kebaikan, maka akan kami tambahkan baginya suatu kebaikan (Qs. asy-Syura: 22).”
Setelah mendengarkan pidato Imam Hasan as, bangkitlah Abdullah bin Abbas dan berkata, “Ketahuilah wahai sekalian manusia, inilah putra Nabimu dan penerima wasiat dari Imammu, maka berbaiatlah kepadanya!”
Serempak orang-orang menjawab seruan itu dan bergegas berbaiat kepada Imam Hasan as.
*Mahdi Ayatullahi, Imam Hasan al-Mujtaba as, Pengayom Umat yang Tabah