Ikuti Kami Di Medsos

Pustaka

Sejarah Pewahyuan al-Quran

Sejarah Pewahyuan al-Quran

Sejarah Pewahyuan al-Quran

Untuk membahas sejarah pewahyuan al-Quran, tentu tema berikut tak dapat diabaikan:

  1. Cara (kaifiyat) al-Quran diwahukan.
  2. Tahap-tahap pewahyuan al-Quran di malam qadar.
  3. Ayat pertama dan terakhir diwahyukan.
  4. Lafal atau makna diwahyukan.

Berkenaan dengan cara (kaifiyat) al-Quran diwahyukan, Syaikh Muhammad Ali Shabuni, menjelaskan bahwa al-Quran diwahyukan dalam dua tahap.  [Shabuni, at-Tibyan fi Ulum al-Qur’an, hal. 29]

Pertama, al-Quran diwahyukan sekaligus dari Lauhul Mahfuz ke Baitul Izzah yang berada di langit dunia. Pewahyuan al-Quran tahap pertama ini diperoleh dari pengertian beberapa firman Allah Swt, di antaranya dalam surah al-Qadar, ayat ke-1 dan surah ad-Dukhan, ayat ke-3.

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Quran) pada malam kemuliaan (malam Qadar). (QS. al-Qadar: 1)

Sesungguhnya Kami menurunkannya (al-Quran) pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. (QS. ad-Dukhan: 3)

Baca juga : Kesyahidan Imam Muhammad Jawad

Dua ayat tersebut memberi pemahaman bahwa, pada tahap pertama, al-Quran diwahyukan pada “malam kemuliaan” atau yang lebih dikenal dengan lailatul qadar. Para ulama sepakat bahwa lailatul qadar terjadi pada bulan Ramadan, sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran, surah al-Baqarah, ayat ke-185.

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)… (QS. al-Baqarah: 185)

Pewahyuan al-Quran dari Lauhul Mahfuz ke Baitul Izzah dengan cara sekaligus juga dijelaskan dalam beberapa hadis. Di antaranya, “Al-Quran diturunkan dengan cara sekaligus ke langit dunia pada malam al-Qadar, kemudian sesudah itu ia diturunkan (ke bumi) dalam waktu dua puluh tahun.” (Abu Abdillah Hakim Naisyaburi, al-Mustadrak ala ash-Shahihain, kitab “al-Tafsir”, juz 2, hal. 278]

Masih menurut Hakim, “Al-Quran diturunkan dari Tuhan. Ia diletakkan di Baitul Izzah di langit dunia. Kemudian Jibril mewahyukannya pada Nabi Muhammad saw.”

Turunnya al-Quran ke Baitul Izzah sekaligus, menurut penjelasan al-Su’anah, bertujuan untuk mengagungkan al-Quran dan Nabi saw yang akan menerimanya. Allah Swt memberitahu penghuni langit, bahwa al-Quran adalah kitab suci terakhir yang Dia wahyukan pada Nabi dan Rasul terakhir bernama Muhammad saw.  [Jalaluddin Abdurrahman Suyuthi, al-Itqan fi Ulum al-Qur’an, hal. 54]

Kedua, al-Quran diturunkan dari Baitul Izzah pada Nabi Muhammad saw di bumi secara bertahap, selama kurun waktu sekitar 23 tahun. Ini didasarkan pada petunjuk yang diperoleh, baik dari al-Quran maupun hadis Rasulullah saw.

Baca juga : Demi Bebaskan Tawanan, Amerika Kasak-kusuk Cari Perantara

Ayat-ayat al-Quran yang menunjukkan itu antara lain surah al-Isra, ayat ke-106 dan surah al-Furqan, ayat ke-32.

Dan al-Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.

Dan berkatalah orang-orang yang kafir, “Mengapa al-Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?”

Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).

Menurut salah satu riwayat, kedua ayat di atas diwahyukan sebagai jawaban terhadap orang kafir, baik dari kalangan Yahudi maupun musyrik, yang mencela Rasulullah saw. Mereka mengajukan tuntutan pada beliau agar al-Quran diwahyukan sekaligus.

Ayat itu juga menunjukkan bahwa kitab-kitab samawi sebelum al-Quran diwahyukan sekaligus. Fakta ini dibenarkan mayoritas ulama, kalau tidak dikatakan telah terjadi kesepakatan (ijma’) ulama. [Shabuni, at-Tibyan fi Ulum al-Qur’an, hal. 32]

Ulama kalam (teolog) meyakini proses pewahyuan al-Quran melalui tiga tahap. Pada tahap pertama, Allah meletakkan al-Quran di Lauhul Mahfuz. Pada tahap kedua, al-Quran diturunkan dari Lauhul Mahfuz ke Baitul Izzah (langit pertama). Pada tahap ketiga, al-Quran turun dari Baitul Izzah (langit pertama) ke dunia secara berangsur-angsur selama lebih kurang 23 tahun. [Hakim Naisyaburi, I’jaz al-Qur’an, hal. 35]

Dr. H.A. Muhaimin Zen, Al-Quran 100 % Asli: Sunni Syiah Satu Kitab Suci

Baca juga : Rakyat Mendengar Imam Khomeini Ditangkap

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *