Ikuti Kami Di Medsos

Kisah

Beginilah Cara Muawiyah Mengecoh Akal Warga Syam

Alkisah, setelah mendeklarasikan pembangkangannya terhadap khalifah yang absah pada masa itu, Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as, Muawiyah berencana menguji akal dan tingkat kepatuhan penduduk Syam. Ia lalu meminta masukkan Amru bin Ash.

Amru bin Ash kemudian mengusulkan,

“Perintahkan penduduk Syam untuk menyembelih buah labu sebagaimana mereka menyembelih kambing. Setelah itu, mereka harus memakannya. Apabila mereka menjalankan perintahmu, berarti mereka pengikut setiamu. Jika mereka bukan pengikut setiamu, niscaya mereka tak akan mematuhi perintahmu.”

Muawiyah setuju dan menerima saran itu. Kemudian ia memerintahkan semua orang menyembelih buah labu layaknya menyembelih kambing. Tanpa protes sedikit pun, mereka menjalankan perintah Muawiyah.

Perbuatan bidah ini langsung menyebar ke seluruh Syam. Tindakan itu layaknya menyembelih seekor kambing yang diperintahkan Allah Swt dalam ritual berkorban.

Tak lama kemudian, kabar mengenai perintah menyembelih labu layaknya menyembelih kambing sampai ke telinga penduduk Irak. Mendengar itu, sebagian orang kemudian menghadap Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as untuk menanyakan hal itu.

“Buah labu tak perlu disembelih. Makanlah buah itu! Berhati-hatilah agar setan tidak menghilangkan akal kalian, sehingga pikiran setan menimbulkan kebimbangan dan kebingungan di hati kalian,” jawab Imam Ali as.

Keutamaan manusia terletak pada akalnya. Orang yang tak memanfaatkan kekuatan akal dalam perbuatannya, maka marabahaya akan segera menghantamnya. Akal adalah salah satu balatentara ar-Rahman (Allah yang Mahakasih) serta penyebab meningkatnya derajat manusia.

Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Seluruh ahli ibadah tidak mencapai keutamaan ibadahnya sebagaimana yang telah dicapai orang berakal.” 

*Ali Sadaqat, 50 Kisah Teladan

 

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *