Ikuti Kami Di Medsos

Internasional

Sayyid Hassan Nasrullah Meminta Perancis Tak Intervensi Libanon

Pemimpin Kelompok Perlawanan Hizbullah, Sayyid Hassan Nasrallah (SHN) mengatakan, kelompok dirinya menyambut baik upaya Perancis untuk membantu Libanon keluar dari krisis, Selasa (29/9). Namun, penerimaan itu tidak berarti Presiden Perancis Emmanuel Macron dapat bertindak layaknya penguasa negara itu.

“Kami menyambut Presiden Macron ketika ia mengunjungi Libanon dan kami menyambut inisiatif Perancis, tapi tidak untuk ia menjadi hakim, juri, dan algojo, serta penguasa Libanon,” tegas SHN.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, SHN mengatakan tetap siap berdialog di bawah peta jalan Perancis untuk menarik negara itu keluar dari krisis keuangan. Namun, SHN menyerukan untuk meninjau ulang perilaku menggurui dari Macron.

Kelompok Amal yang memegang posisi menteri keuangan sebelumnya mengatakan bahwa mereka menghormati peran Macron. Namun mereka terkejut dengan komentarnya yang menganggapnya bertanggung jawab atas kebuntuan tersebut.

SHN mengecam mantan perdana menteri Libanon, Saad Hariri beserta mantan perdana menteri lainnya yang terlibat sangat aktif dalam mengeksploitasi intervensi Perancis. Mereka patut dipersalahkan karena berusaha mengenyampingkan Hizbullah dan sekutunya yang jumlahnya mayoritas di parlemen.

Macron memperlakukan Libanon layaknya negara bekas jajahan Perancis. Dengan arogan, ia mendesak Mutapha Adib (perdana menteri Libanon sekarang) membentuk pemerintahan sesuai keinginan Perancis. Langkah ini jelas sangat melecehkan kedaulatan dan kemandirian Libanon.

*Disadur dari berbagai sumber

 

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *