Ikuti Kami Di Medsos

Kisah

Imam Muhammad Baqir dan Pembencinya

Imam Muhammad Baqir as dikenal luar biasa tabah. Para pakar sejarah mencatat bagaimana Imam as tak pernah membalas keburukan orang lain yang menzaliminya. Bahkan Imam as selalu berusaha membalasnya dengan kebaikan dan memaafkannya.

Suatu ketika diceritakan, seorang laki-laki Ahlulkitab mengganggu beliau dengan mengolok-olok. Ahlulkitab itu mencemooh Imam as, “Engkau sapi (baqar)!” Tapi Imam menghadapinya dengan lemah lembut dan senyum penuh penghormatan seraya berkata, “Bukan, aku Baqir!”

Ahlulkitab itu kembali melontarkan kata-kata buruk, “Kamu tak lebih dari anak pembantu!” Imam as kembali menanggapinya dengan senyum dan tak memperlihatkan sikap permusuhan. Beliau berkata, “Itukah yang kamu katakan (tentangku)!” Rupanya Ahlulkitab itu tak berhenti mencemooh. Ia lagi-lagi berkata, “Kamu anak budak negro yang dekil dan lusuh!”

Imam as tetap tenang. Beliau menjawab dengan penuh santun, “Jika engkau benar, semoga Allah mengampuninya. Tapi, jika engkau keliru, semoga Allah mengampunimu!”

Baca juga Infografis: Biografi Singkat Imam Muhammad Baqir As

Mulut Ahlulkitab ini akhirnya terkunci. Ia menyadari ketabahan dan kemuliaan akhlak Imam as yang tidak berbeda dengan datuknya, Nabi Muhammad saw. Kemudian ia dengan sukarela membaca dua kalimat syahadat.

Dalam riwayat lain, dikisahkan bahwa seorang penduduk Syam acapkali ikut dalam majelis Imam Muhammad Baqir as untuk mengikuti ceramah beliau. Ia kagum dengan keilmuan Imam as. Lalu ia mendatangi beliau dan berkata,

“Wahai Muhammad, aku sering mengikuti majelismu bukan lantaran aku menyukaimu. Tapi aku juga tidak mengatakan akulah orang yang paling membenci kalian, Ahlulbait. Ketahuilah, ketaatan pada Allah Swt dan ketaatan pada Amirul Mukminin ada dalam kebencian pada kalian. Tapi, aku melihat Anda sebagai sosok yang sangat fasih berbicara, berperangai baik, dan bertutur kata memikat. Aku sering mengunjungimu karena kebaikan perangaimu itu.”

Kemudian Imam as memandang orang itu dengan penuh kecintaan. Setelah itu, Imam as menerima dan memperlakukannya dengan baik. Perilaku Imam as membuat orang itu tertarik pada beliau. Akhirnya, ia menjadi sosok yang mencintai Imam as setelah sebelumnya sangat membenci beliau. Orang itu kemudian menemani Imam as hingga wafatnya. Imam as lalu mewasiatkan pada para pengikutnya agar menyalati jenazahnya.

 

*Tim TABWA, Teladan Abadi Imam Muhammad al-Baqir as

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *