Sejarah
Kesedihan Kaum Perempuan Saat Ziarah Karbala
Keluarga Nabi saw yang sempat menjadi tawanan Yazid bin Mu’awiyah dibebaskan untuk kembali ke Madinah. Sampaii di jalan bercabang menuju Madinah dan Irak, mereka meminta pimpinan kafilah yang mengawal mereka untuk mengantarkan ke Karbala.
Pimpinan kafilah itu memenuhi keinginana keluarga Nabi saw. Mereka pun segera bertolak ke Karbala. Sampai di Karbala, mereka melihat Jabir bin Abdulah Anshari, bersama kabilah Bani Hasyim yang sedang berziarah ke pusara Imam Husain as.
Kedatangan kabilah Bani Hasyim itu bersamaan dengan keluarga Nabi saw. Kemudian mereka menangis, meratap, merintih, dan mengungkapkan kepedihan yang memilukan hati. Beberapa perempuan yang tinggal di sekitar Karbala pun ikut bergabung. Sayyidah Zainab as juga ikut berkumpul dan menangis dengan suara yang begitu memilukan hati. Beliau berkata,
“Duhai saudaraku, duhai Husain, duhai Putra terkasih Nabi suci, duhai Putra Mekah dan Mina, duhai Putra Fathimah Zahra dan Ali Murtada! Oh!”
Kemudian Sayyidah Zainab as jatuh pingsan. Begitu pun dengan Ummu Kultsum as tangisannya begitu menyayat hati seraya berkata, “Hari ini Muhammad Mustafa dan Fathimah Zahra meninggalkan dunia!”
Perempuan-perempuan lain juga ikut menangis, meratap, menjerit, dan merintih dalam kesedihan. Melihat situasi itu, Sayyidah Sakinah as ikut menangis dan menjerit, “Wahai Muhammad saw, wahai kakekku! Betapa menyedihkan bagimu melihat ini. Apakah yang telah mereka lakukan terhadap keluargamu? Mereka telah memenggal semuanya dan membiarkan jenazah mereka telanjang!”
*Ali Nazari Munfarid, Karbala: Kisah Kesyahidan Cucu Nabi Saw Husain as