Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Khianati Islam dan Palestina, Bahrain Susul UEA

Bahrain bergabung degan Uni Emirat Arab (UEA) membuat kesepakatan untuk normalisasi hubungan dengan rezim zionis pada Jumat (11/9). Hal ini diketahui dari kicauan Donald Trump di Twitter tentang langkah Bahrain itu setelah berbicara melalui telepon dengan Raja Bahrain, Hamad bin Isa Alkhalifa dan Benjamin Netanyahu.

Pemerintahan Trump berupaya membujuk negara-negara Arab lainnya membuka hubungan dengan zionis menjelang pemilihan presiden. Tujuannya agar ia mendapatkan dukungan dari Yahudi zionis yang banyak memegang kendali di segala lini politik dan perekonomian AS.

Bahrain merupakan negara dengan sistem pemerintahan monarki dan berpenduduk tidak lebih dari 1,5 juta jiwa. Penguasanya pun tidak merepresentasi rakyatnya. Negara ini merupakan  aliansi dekat Saudi dan dalam kancah geopolitik Timur Tengah kurang diperhitungkan.

Pekan lalu, Bahrain menyatakan, mengizinkan penerbangan antara entitas  zionis dan UEA menggunakan wilayah udaranya. Ini mengikuti keputusan Saudi yang mengizinkan maskapai komersial zionis terbang di atas wilayahnya menuju UEA.

Otoritas Palestina (PA) dan gerakan Hamas sama-sama mengecam keras normalisasi hubungan ini. Mereka menyebut kesepakatan itu sebagai tikaman dari belakang terhadap perjuangan Palestina melawan pendudukan rezim kolonial zionis.

“Kesepakatan itu adalah tikaman dari belakang (terhadap) perjuangan Palestina dan rakyat Palestina, seperti kesepakatan Uni Emirat Arab-‘Israel’ yang diumumkan bulan lalu,” kata Menteri Urusan Sosial PA Ahmad Majdalani yang berbasis di Tepi Barat kepada AFP, Sabtu (12/9).

Hamas menganggap normalisasi Bahrain-zionis sebagai “agresi” yang menimbulkan prasangka serius terhadap perjuangan Palestina. Kecaman juga datang dari Iran dan Turki. Meski di satu sisi, Turki juga menjalin hubungan mesra dengan zionis.

Iran menganggap kesepakatan rezim zionis dan Bahrain sebagai pengkhianatan besar pada rakyat Palestina dan tujuan Islam. Pernyataan itu diungkapkan oleh penasihat khusus urusan internasional ketua parlemen Iran untuk mengomentari kesepakatan antara rezim zionis dan monarki Bahrain yang menjalin hubungan diplomatik.

“Para pemimpin lalai di Uni Emirat Arab, Bahrain harus tidak membuka jalan untuk skema zionis. Mereka harus belajar dari sejarah. Besok terlambat! Garis hidup Amerika Serikat telah usang selama bertahun-tahun,” tweet Hossein Amir-Abdollahian, mantan deputi menteri luar negeri Iran.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *