Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Ayat-ayat al-Quran yang Dibaca Imam Husain dari Madinah – Karbala

Imam Husain as dalam berbagai kesempatan membacakan sejumlah ayat dalam merespon dan meyakinkan pihak penguasa, umat Islam secara khusus serta umat manusia secara umum. Melalui ayat-ayat itu, beliau as mengingatkan kembali kesadaran dan perasaan kaum Muslimin akan kedudukannya, maksud perlawanannya terhadap rezim kekerajaan Yazid. Semua itu menunjukkan penguasaan Imam Husain akan kandungan Al-Quran dan ketulusan murninya akan perjuangannya di jalan Allah Swt dan Nabi saw.

Berikut ini ayat-ayat yang dibaca Imam Husain a.s. dalam sejumlah momentum sepanjang pergerakannya dari sebelum meninggalkan Madinah hingga sampai di Karbala.

Pertama, ketika dipaksa untuk menyatakan baiat kepada Yazid, Imam Husain a.s. menyampaikan kedudukanya sebagai keluarga Rasulullah saw. Ia membaca ayat ke-33 dari surah Al-Ahzab yang menyatakan bahwa keluarga Rasulullah saw telah disucikan oleh Allah Swt dari kotoran lahir dan batin,

إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ ٱلرِّجْسَ أَهْلَ ٱلْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا

“Sesungguhnya Allah hanya bermaksud menghilangkan kotoran dari kalian, ahlul bait, dan mensucikan kalian sesuci-sucinya.”

Kedua, ketika menuliskan wasiatnya kepada Muhammad Al-Hanafiyah, Imam Husain a.s. mengungkapkan maksud utamanya keluar dari Madinah dalam melawan rezim Yazid yang korup dan perusak dunia dan akhirat, yaitu melalui ayat berikut,

إِنْ أُرِيدُ إِلَّا ٱلْإِصْلَٰحَ مَا ٱسْتَطَعْتُ ۚ وَمَا تَوْفِيقِىٓ إِلَّا بِٱللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ

“Aku tidak bermaksud kecuali memperbaiki selama aku masih mampu. Dan tidak ada keberhasilan bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.” (QS. Hud: 88)

Ketiga, ketika keluar dari Madinah, Imam Husain as menggambarkan suasana hatinya tak beda dengan saat Nabi Musa as keluar dari Mesir, maka ia membaca ayat berikut:

فَخَرَجَ مِنْهَا خَآئِفًا يَتَرَقَّبُ ۖ قَالَ رَبِّ نَجِّنِى مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ

 “Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdoa, ‘Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu’”. (QS. Al-Qashash: 21)

Keempat, ketika masuk ke kota Mekah, Imam Husain as menyatakan kepercayaan penuhnya pada Allah Swt dan menyerahkan segenap hasil perjuangan kepada-Nya selama berada di jalan yang benar,

وَلَمَّا تَوَجَّهَ تِلْقَآءَ مَدْيَنَ قَالَ عَسَىٰ رَبِّىٓ أَن يَهْدِيَنِى سَوَآءَ ٱلسَّبِيلِ

“Dan tatkala ia menghadap kearah negeri Mad-yan ia berdoa : “Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar” (QS. Al-Qashash [28]: 22)

 

Kelima, ketika di tengah perjalanan menuju Kufah, Imam Husain as mendengar dibunuhnya Muslim bin Aqil oleh pasukan Yazid yang dipimpin oleh Ubaidillah ibn Ziyad. Ia membaca ayat berikut,

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ

 “Sesungguhnya kita milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kita kembali” (QS. Al-Baqarah: 156).

Keenam, ketika berdialog dengan Alhur komandan pasukan berkuda Yazid, Imam Husain as mengungkapkan alasan kedatangannya ke Kufah karena banyaknya surat yang ia terima dari warga kota itu, lalu ia membacakan ayat ini,

إِنَّ ٱلَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ ٱللَّهَ يَدُ ٱللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ ۚ فَمَن نَّكَثَ فَإِنَّمَا يَنكُثُ عَلَىٰ نَفْسِهِۦ ۖ وَمَنْ أَوْفَىٰ بِمَا عَٰهَدَ عَلَيْهُ ٱللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

“Maka barangsiapa yang melanggar janjinya, niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri, dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah, maka Allah akan memberinya pahala yang besar.” (QS. Al-Fath: 10)

Ketujuh, ketika memberikan gambaran tentang tentara Yazid, Imam Husain as membacakan ayat berikut:

ٱسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ ٱلشَّيْطَٰنُ فَأَنسَىٰهُمْ ذِكْرَ ٱللَّهِ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ حِزْبُ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ أَلَآ إِنَّ حِزْبَ ٱلشَّيْطَٰنِ هُمُ ٱلْخَٰسِرُونَ

“Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan setan. Ketahuilah bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi.” (QS. Al-Mujadalah: 19).

Ayat ini menjelaskan bahwa kemenangan yang kelak mereka peroleh dari membantai Imam Husain as dan keluarga serta sahabatnya bukan kemenangan sejati, karena hakikat dari kemenangan itu adalah kerugian seperti kerugian abadi yang diderita setan.

Kedelapan, ketika keluarga dan sahabat meminta izin untuk tampil ke medan peperangan dan maju melawan musuh, Imam Husain a.s. membaca ayat ini,

مِّنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا۟ مَا عَٰهَدُوا۟ ٱللَّهَ عَلَيْهِ ۖ فَمِنْهُم مَّن قَضَىٰ نَحْبَهُۥ وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا۟ تَبْدِيلًا

“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya).” (QS. Al-Ahzab: 23)

Kesembilan, ketika Ali Akbar meminta izin untuk maju menghadapi musuh, Imam Husain a.s. membacakan ayat berikut:

إِنَّ ٱللَّهَ ٱصْطَفَىٰٓ ءَادَمَ وَنُوحًا وَءَالَ إِبْرَٰهِيمَ وَءَالَ عِمْرَٰنَ عَلَى ٱلْعَٰلَمِينَ

“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat (sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. (QS. Al Imran: 33)

Kesepuluh, ayat-ayat disampaikan Imam Husain a.s. dalam pidato terakhirnya, yaitu berikut ini:

وَٱتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ نُوحٍ إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِۦ يَٰقَوْمِ إِن كَانَ كَبُرَ عَلَيْكُم مَّقَامِى وَتَذْكِيرِى بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ فَعَلَى ٱللَّهِ تَوَكَّلْتُ فَأَجْمِعُوٓا۟ أَمْرَكُمْ وَشُرَكَآءَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُنْ أَمْرُكُمْ عَلَيْكُمْ غُمَّةً ثُمَّ ٱقْضُوٓا۟ إِلَىَّ وَلَا تُنظِرُونِ

Dan bacakanlah kepada mereka berita penting tentang Nuh di waktu dia berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, jika terasa berat bagimu tinggal (bersamaku) dan peringatanku (kepadamu) dengan ayat-ayat Allah, maka kepada Allah-lah aku bertawakal, karena itu bulatkanlah keputusanmu dan (kumpulkanlah) sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku). Kemudian janganlah keputusanmu itu dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku, dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku. (QS.Yunus: 71)

إِنَّ وَلِۦِّىَ ٱللَّهُ ٱلَّذِى نَزَّلَ ٱلْكِتَٰبَ ۖ وَهُوَ يَتَوَلَّى ٱلصَّٰلِحِينَ

“Sesungguhnya pelindungku Dialah Yang telah menurunkan Kitab (Al-Quran) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh.” (QS. Al-A’raf: 196)

وَإِنِّي عُذْتُ بِرَبِّي وَرَبِّكُمْ أَنْ تَرْجُمُونِ

“Dan sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu, dari keinginanmu merajamku.” (QS. Al-Dukhan : 20)

وَقَالَ مُوۡسٰٓى اِنِّىۡ عُذۡتُ بِرَبِّىۡ وَرَبِّكُمۡ مِّنۡ كُلِّ مُتَكَبِّرٍ لَّا يُؤۡمِنُ بِيَوۡمِ الۡحِسَابِ

“Dan Musa berkata. ‘Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari hisab.’” (QS. Ghafir: 27).

ikmalonline

 

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *