Berita
Sejak Awal Agresi, Rezim Saudi 200 Kali Bombardir Yaman
Selama lima tahun terakhir, pasukan agresor Saudi sudah lebih dari 200 kali membombardir leeat serangan udara. Akibatnya, terjadi kerusakan infrastruktur medis dan air yang sangat parah, menurut laporan Oxfam.
Jika dirata-ratakan, serangan udara itu dilancarkan setiap sepuluh hari sejak agresi militer Saudi ke Yaman dimulai. Semua serangan itu menghantam dan menghancurkan rumah sakit, ambulan, bor air, tank, dan truk. Demikian keterangan Oxfam yang dilaporkan berdasarkan data yang dikumpulkan Proyek Data Yaman.
Rezim Saudi juga menggunakan senjata yang dibeli dari Inggris. Kasus ini ditemukan pertama kali dalam serangan terhadap Rumah Sakit Abs di Provinsi Hajjah yang menewaskan 19 warga sipil dan melukai 24 lainnya pada Agustus empat tahun silam, tulis reliefweb.int.
Akibat agresi rezim Saudi, fasilitas medis di Yaman rusak berat dan hanya setengah darinya yang berfungsi penuh. Perserikatan Bangsa-Bangsa (yang ikut bertanggung jawab atas malapetaka di Yaman karena memberi lampu hijau bagi pasukan agresor Saudi dan para sekutunya dengab meloloskam resolusi khusus—red.) memperkirakan 20,5 juta orang atau dua dari pertiga dari populasi membutuhkan bantuan untuk mendapatkan air bersih. Bulan lalu, Oxfam memperingatkan bahwa ribuan orang kemungkinan meninggal dunia akibat kasus kolera.
Kepala Kampanye Kemanusiaan Oxfam, Ruth Tanner mengatakan, “Rumah sakit, klinik, tangki air, dan sumur sangat penting untuk melindungi orang dari penyakit dan tidak boleh menjadi sasaran aksi militer. Namun, mereka secara konsisten menjadi target selama konflik (maksudnya, agrrsi Saudi).”
“Kerusakan tidak hanya terjadi ketika bom jatuh tetapi selama berminggu-minggu, berbulan-bulan dan bertahun-tahun yang dibutuhkan untuk membangun kembali rumah sakit dan sumur sementara orang-orang meninggal dunia akibat cedera dan penyakit.”
“Pemerintah Inggris perlu menunjukkan bahwa mereka dapat menjadi pemimpin global dengan mengakhiri perizinan penjualan senjata ke Arab Saudi dan anggota koalisi lainnya, yang memicu konflik (agresi) ini.”
Proyek Pemantauan Dampak Sipil (CIMP), yang mengumpulkan laporan dari semua insiden kekerasan bersenjata yang berdampak terhadap sipil secara langsung, telah mencatat 115 kejadian serangan udara rezim Saudi. Seluruh serangan itu telah menyebabkan kerusakan fasilitas medis atau air dalam dua setengah tahun terakhir.
Ini termasuk serangan udara, penembakan, dan tembakan senjata ringan. Sedikitnya 102 warga sipil tewas dan 185 lainnya luka-luka dalam insiden ini.
CIMP menerima laporan serangan udara di tiga pusat karantina, yaitu di distrik Saleef di provinsi Hudaydah pada akhir Maret dan dua lagi di distrik Maljim di provinsi Bayda pada awal April.
Begitu banyak kerusakan terjadi pada infrastruktur sipil. Jika dilakukan pembangunan kembali, kemungkinan akan menelan biaya puluhan miliar pound. UNDP mengutip penilaian kerusakan dan kebutuhan pada 2016, dengan memperkirakan biaya kerusakan infrastruktur fisik di Yaman antara US $ 4 – US $ 5 miliar, termasuk US $ 79 – US $ 97 juta untuk air, sanitasi, dan kebersihan.