Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Puluhan Tentara Rezim Saudi Tewas di Yaman

Puluhan tentara rezim Saudi tewas dalam bentrokan dengan pejuang Houthi di barat daya Yaman, tulis outlet media lokal (Minggu, 2 Agustus 2020).

Bentrokan antara rezim Saudi dengan pejuang Houthi pecah di kota Najran, tulis situs web berita Ansarullah.

Kantor Berita Anadolu Agency mengatakan, rezim Saudi belum memberikan komentar terkait peristiwa itu.

Kekacauan di Yaman dimulai ketika Arab Spring 2014 melanda negara demokratis itu. Sementara, presiden Yaman saat itu, Abdrabbuh Mansur Hadi sama sekali tak mampu menyelesaikan pelbagai masalah yang lantas memicu kekecewaan mayoritas rakyat Yaman. Bahkan, Hadi sempat mengundurkan diri dan kabur ke Kerajaan Arab Saudi. Hingga akhirnya, faksi pejuang Houthi menguasai sebagian besar wilayah di negara itu, termasuk kota Sanaa.

Pada 2015, rezim Saudi yang mendukung Hadi, membentuk koalisi beberapa negara untuk meluncurkan serangan udara melawan pejuang Houthi. Sejak itulah agresi Saudi terhadap Yaman yang menghasilkan bencana kemanusiaan itu dimulai.

PBB mencatat, korban meninggal dunia akibat perang di Yaman setidaknya mencapai 7.700 warga sipil pada Maret 2020. Sebagian besar korban meninggal dunia itu disebabkan oleh serangan udara koalisi yang dipimpin rezim Saudi, tulis BBC.

Kelompok pengamat percaya bahwa angka kematian jauh lebih tinggi dari yang dicatat PBB. Proyek Data Lokasi dan Peristiwa Konflik Bersenjata yang bermarkas di Amerika (ACLED) mengatakan pada Oktober 2019 bahwa pihaknya telah mencatat lebih dari 100 ribu orang meninggal dunia, termasuk 12.000 warga sipil yang tewas dalam serangan langsung. Banyak pihak menduga, PBB sengaja mengecilkan jumlah korban untuk mengurangi desakan internasional terhadap Saudi agar menghentikan agresi berdarahnya itu. Maklum saja, sebagaimana diungkap Karin Brothers dalam globalresearch.ca, Dewan Keamanan PBB-lah yang mengeluarkan resolusi 2201 yang mengizinkan dilancarkannya aksi militer (agresi) koalisi pimpinan rezim Saudi terhadap Yaman.

Sementara itu, sebagaimana dilaporkan pada 2019, lebih dari 23 ribu korban meninggal dunia akibat agresi. Fakta ini menjadikan tahun itu sebagai tahun paling mematikan sepanjang agresi koalisi pimpinan rezim Saudi terhadap Yaman sejauh ini.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *