Dunia Islam
KH. Alawi Al Bantani: Waspadai Ulah Kelompok Radikal Pengkafir Syiah
“Radikalisme meningkat,” ungkap KH. Alawi Nurul Alam Al-Bantani, dari Tim Aswaja Center Lembaga Takmir Masjid Pimpinan Besar Nahdlatul Ulama (LTM) PBNU. “Dan ini menjadi pembicaraan serius di PBNU,”tambahnya saat kajian Islam di Masjid Raya Bandung, Rabu (16/4).
Tema “Persatuan Sunni-Syiah berdasarkan Risalah Amman tahun 2005” di acara itu sengaja diambil menanggapi makin maraknya aksi kelompok radikal yang getol mengkafirkan kaum muslim Syiah di Tanah Air. Aksi itu ditandai dengan makin banyaknya buku-buku anti Syiah yang beredar secara massif, dibagi-bagikan secara gratis khususnya di kalangan masyarakat awam. “Terutama buku-buku yang dikeluarkan MUI dan DDII,” ujar KH. Alawi.
Prihatin akan hal itu, KH. Alawi menyeru umat Islam agar tak mudah terprovokasi. Karena itulah dalam kesempatan yang sama dibacakannya pula isi Risalah Amman. Sebuah risalah berupa konsensus 200 ulama Islam dari 50 negara saat Konferensi Ulama Internasional di Amman Yordania, berisi poin-poin kesepakatan yang di antaranya berupa pengakuan terhadap delapan mazhab resmi Islam di dunia termasuk Sunni dan Syiah sebagai mazhab yang sah. Sehingga antar penganut mazhab-mazhab itu tidak boleh saling mengkafirkan satu sama lain.
Atas dasar itulah KH. Alawi menghimbau kaum Muslimin, terutama warga Nahdliyin agar tidak mudah terprovokasi atas isu-isu pengkafiran dan penyesatan seperti yang beberapa tahun terakhir kerap dilakukan kelompok takfiri Wahabi. Menurutnya semua pihak mesti lebih waspada karena aksi kelompok intoleran itu sepertinya memang sengaja dilakukan untuk merusak ukhuwah antar sesama kaum Muslimin. (Malik/Yudhi)