Berita
Imam Ali Khamenei: Rezim Zionis Harus Dienyahkan!
Masa depan Palestina harus diperjuangkan sendiri oleh rakyat sipil Palestina melalui gerakan intifada, karena para elit politik formal Palestina terbukti sangat permisif, enggan menjadikan semangat Islam sebagai basis dan bahkan berkolusi dengan “Israel”. Rezim Zionis ini tidak layak dijadikan lawan dalam dialog dan perundingan karena bermaksud menghapus bangsa Palestina dari lembaran sejarah. Sebagai biang krisis, rezim ilegal ini harus dimusnahkan untuk kemudian ditampilkan pemerintahan yang dikehendaki rakyat Palestina sendiri.
Hadirin yang mulia, di Palestina juga terdapat pasukan rakyat (basij). Palestina kini menyedot perhatian dunia justru tatkala nasib persoalan Palestina berada di tangan sejumlah elit politik tertentu sedangkan rakyat tidak terlibat di dalamnya dan suara para pemuda tidak digubris. Nasib Palestina itu tak lain dari kehinaan yang datang susul-menyusul, mengalah dan mengalah, memberikan kesempatan kepada musuh, meninggalkan kubu-kubu pertahanan satu persatu untuk kepentingan musuh yang otoriter, agresif, arogan, dan bobrok. Pasukan rakyat terjadi manakala rakyat dikesampingkan.
Baca juga Imam Khamenei: AS Tak Berdaya, Kebebasan Palestina itu Sunnah Ilahi
Para elit politik itu mengabaikan motivasi-motivasi hakiki, yaitu motivasi keimanan yang telah menghidupkan kepedulian rakyat. Sudah puluhan tahun mereka mengulur masalah Palestina. Pada awal-awal revolusi sudah saya pertanyakan kepada salah seorang pemimpin Palestina yang datang ke Iran, “Mengapa Anda tidak menggunakan slogan keislaman?” Ia malah meminta uzur yang tak ada maknanya; mereka memang tidak menghendakinya. Hati mereka memang tidak menaruh keyakinan pada Islam. Namun, sudah 12 atau 13 tahun lebih rakyat Palestina terjun sendiri ke lapangan dengan semboyan-semboyan Islam sehingga musuh segera menyadari persoalan yang terjadi.
Ketika intifadah di Palestina bermula pada dekade lalu, para musuh, yaitu kaum Zionis dan rekan-rekan mereka, segera merasakan bahaya yang mengancam mereka. Mereka memastikan bahwa gerakan ini harus dilenyapkan karena mengatasnamakan Islam. Mereka bermaksud menanganinya, namun mereka tak sanggup.
Baca juga IMAM ALI KHAMENEI, THE LIVING MARTIR
Rezim Zionis di tanah pendudukan Palestina adalah rezim rasialis. Inilah rezim yang diciptakan kekuatan-kekuatan politik dan ekonomi dunia. Pada prinsipnya, rezim ini diciptakan untuk membendung persatuan dan kejayaan dunia Islam. Mereka tidak menghendaki umat Islam membentuk satuan besar yang bakal membahayakan mereka. Untuk inilah rezim Zionis diciptakan. Karena itu, mana mungkin ini bisa diharapkan berlangsung adil?
Polos sekali orang yang beranggapan bisa berunding dengan rezim Zionis. Sebab, bagi “Israel”, setiap perundingan tak ubahnya dengan terbukanya satu kesempatan untuk melangkah maju. Orang-orang ini dulu membantu terjadinya perundingan perundingan dengan “Israel” namun sekarang mengaku membela Masjidil Aqsa. Inilah jadinya ketika seseorang yang tidak tahu apa yang harus diperbuat di depan sosok kekuatan yang represif kemudian rela ditekan AS dan rezim Zionis, akhirnya rakyat sendirilah yang tampil ke lapangan.
Andaikata saat itu para pemimpin yang mengaku peduli terhadap masalah Palestina atau para pemimpin negara-negara Arab melakukan protes, rakyat Palestina pasti akan merasakan adanya orang yang memberikan suara mereka. Namun, masyarakat melihat bahwa mereka sendirilah yang harus terjun ke lapangan. Saya katakan kepada para pemuda Palestina, ketahuilah bahwa kalian adalah generasi yang sadar, generasi yang tampil di lapangan. Gerakan mereka tidak mungkin bisa dipadamkan. Tumpahnya darah mereka adalah air yang menyuburkan kebangkitan dan revolusi Palestina. Ini bukanlah satu masalah yang bisa ditangani kekuatan arogan AS atau negara bonekanya, rezim zionis.
Baca juga Sikap Ormas ABI Terhadap Dunia Islam; Palestina
Bangsa Palestina telah diusir dari rumah, tanah air, dan negeri mereka, sedangkan mereka yang tersisa di negeri ini dianggap asing. Bangsa seperti ini mana mungkin akan diam. Kekuatan-kekuatan arogan menuduh Iran sebagai penentang proses perdamaian. Kami memang menentangnya, tapi perlu kalian (AS dan Zionis) ketahui bahwa seandainya Iran pun tidak menentangnya dan seandainya tidak ada satu pun bangsa dan negara Islam dunia yang membantu bangsa Palestina, itu tetap merupakan ilusi kosong jika kalian berangan-angan bahwa ada satu bangsa yang bisa dihapus dari lembaran sejarah kemudian digantikan dengan satu bangsa buatan.
Bangsa Palestina adalah bangsa yang berbudaya dan bersejarah, memiliki latar belakang dan peradaban. Sudah ribuan tahun mereka tinggal di Palestina, kemudian kalian datang mengusir mereka dari rumah, kampung halaman, dan lembaran sejarah mereka; lalu kalian mendatangkan kaum imigran, orang-orang gelandangan dengan aneka ragam bangsa, dan orang-orang yang cuma mencari keuntungan untuk kalian jadikan sebuah bangsa? Ini tidak mungkin bisa berlanjut. Dan sekarang pun sudah terlihat tanda-tandanya.
Kata-kata awal saya mengenai Palestina adalah, tak satu pun kekuatan di dunia ini yang sanggup memadamkan cita-cita kebebasan dan kembalinya Palestina pada para pemiliknya. Hanya ada satu jalan yang dapat menanganinya.Sebagian orang melihat masalah Timur Tengah sebagai krisis dunia dan mengatakan bahwa kita harus berusaha mengendalikan krisis Timur Tengah. Kita tanyakan, cara apakah yang dapat memadamkan krisis? Hanya satu cara dan itu justru mematikan akar krisis. Apa itu akarnya? Akarnya adalah rezim Zionis yang keberadaannya dipaksakan di Timur Tengah. Krisis tetap akan menyala selagi akarnya masih berwujud. Jalan penyelesaiannya adalah pemulangan para pengungsi Palestina dari Lebanon dan dari berbagai wilayah lain yang mereka diami. Warga Palestina yang hidup di luar bumi Palestina harus kembali ke Palestina. Penduduk asli Palestina, baik Muslim maupun Yahudi, harus menyelenggarakan referendum untuk memutuskan rezim manakah yang harus berdaulat di negara mereka.
Penduduk asli Palestina adalah mayoritas mutlak warga Muslim beserta sejumlah minoritas warga Yahudi dan Kristen. Orang tua-orang tua mereka hidup di Palestina. Yang perlu diterapkan adalah pemerintahan yang dikehendaki warga Palestina. Setelah itu, pemerintahan inilah yang akan mengambil keputusan untuk menyikapi orang-orang yang mendatangi Palestina (secara ilegal). Nantinya, mereka mau dibiarkan atau dipulangkan atau ditempatkan di lokasi tertentu, itu semua hak pemerintah yang berdaulat di Palestina tersebut . Inilah jalan penyelesaian krisis dan tak ada jalan lain. AS pun dengan segala kemampuannya juga tidak akan sanggup berbuat sesuatu apapun. Apa yang bisa dilakukan AS sudah dilakukan, namun hasilnya seperti yang dapat kalian saksikan sekarang. kalian (AS dan “Israel”) tentu sedang menyaksikan kebangkitan para pemuda gagah berani dan kaum lelaki dan wanita Palestina serta semangat dan tekad rakyat yang teraniaya dan murka tersebut.
Kepada saudara-saudaraku Bangsa Palestina, saya serukan, teruskanlah kalian lanjutkan keteguhan kalian, ketahuilah bahwa tidak ada satu pun bangsa yang dapat menggapai kehormatan, identitas, dan kemerdekaannya kecuali dengan keteguhan dan perjuangan. Tak ada musuh yang akan memberikan sesuatu kepada bangsa yang mengemis, tidak ada bangsa yang dapat meraih sesuatu karena kelemahan dan tindakannya merunduk-runduk di depan musuh.
Semua bangsa yang berhasil dunia ini adalah bangsa yang memiliki kehendak, tekad, serta keteguhan yang pantang menundukkan kepala. Sebagian bangsa tidak memiliki kemampuan seperti ini. Namun bangsa yang menaruh keyakinan kepada Islam, kepada al-Quran, dan pada janji Allah Swt yang berbunyi ‘yansurunallahu man yansuruhu’ (dan Allah sungguh-sungguh akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya, pasti memiliki kemampuan ini.
Demikian ringkasan pidato Imam Sayyid Ali Khamenei dalam upacara pasukan relawan basij pada Jumat, 20 Oktober, 2000, di sebentangan tanah lapang di Qum.
Dikutip dari buku “Fatwa-fatwa Sayyid Ali Khamenei Terhadap AS, Israel, dan Sekutunya”