Ikuti Kami Di Medsos

Akhlak

Telaah Atas Hadis-Hadis Mistik Dan Akhlak: Hadits Tentang Jihad Al-Nafs [Bag. 11]

Kiat Menyembuhkan Penyakit Moral

Bangun dan bangkitlah dari tidur nyenyak ini. Waspadalah dan berusahalah selama masih ada waktu untuk bertobat. Pada kesempatan ini, sebagai kesempatan yang amat berharga selama engkau masih hidup, selama anggota-anggota tubuh dan kekuatanmu masih ada di bawah kendalimu, dan engkau masih muda; berpikirlah untuk menyembuhkannya sebelum terlambat dan sebelum penyakit-penyakit moral menguasai eksistensimu, watak-watak buruk mengakar dalam eksistensimu dan menjeratmu dengan cakar-cakarnya. Usirlah semua itu dan temukan kiat untuk meredakan api syahwat dan amarahmu.

Obat terbaik yang dianjurkan para pesuluk dan pakar akhlak adalah memusatkan perhatianmu pada masing-masing watak buruk yang kau temukan ada dalam dirimu dan bertekad bulat untuk melawan selama-lamanya. Bertindaklah tanpa kenal lelah untuk menepis semua keinginan dan tuntutan yang didesakkan semua watak keji dan hina itu. Mintalah kepada Allah Swt untuk membantumu dalam pertempuran ini; niscaya dalam beberapa saat, semua sikap buruk akan meninggalkanmu dan setan beserta pasukannya akan kabur dari benteng ini, kemudian menduduki posisi mereka.

Baca juga pembahasan sebelumnya Telaah Atas Hadis-Hadis Mistik dan Akhlak: Hadis Tentang Jihad an-Nafs

Sebagai contoh, salah satu penyakit moral yang dapat menghancurkan manusia menyebabkan kesempitan alam kubur dan membuat manusia tersiksa dunia akhirat adalah perlakuan buruk atas keluarga, tetangga, kawan-kawan, dan orang-orang dekat. Sikap ini merupakan akibat dari amarah dan syahwat. Jika seorang mujahid telah bertekad untuk memperbaiki dan meninggikan derajatnya, manakala menghadapi kejadian pahit yang membakar api amarah dalam batinnya untuk bertindak kejam dan berbicara kasar, ia mesti melawan dorongan itu dengan berlaku lemah lembut dan mengingat akibat buruk dari tindakan seperti itu. Ia harus menutup setan dalam hatinya dan berlindung kepada Allah Swt.

Aku berjanji kepadamu jika engkau bersikap seperti ini dengan terus-menerus setelah beberapa waktu, engkau akan mendapati dirimu telah berubah total dan kebiasaan-kebiasaan baik akan menggantikan kebiasaan-kebiasaan buruk di alam batinmu. Namun, jika engkau bersikap sesuai kecondongan, amatlah mungkin ia akan melahap dirimu di dunia ini. Aku berlindung kepada Allah Swt dari amarah yang dalam satu hal menghancurkan manusia di dunia dan akhirat. Boleh jadi dalam amarah–semoga Allah Swt menjaga kita–kita membunuh seseorang. Mungkin juga dalam keadaan marah itu seseorang akan nekat melawan undang-undang Ilahi sebagaimana sering kita saksikan adanya sebagian orang yang dilanda marah sampai nekat murtad dari agama. Para ahli hikmah mengatakan bahwa kemungkinan selamat dari amukan badai laut dalam kapal yang tidak memiliki nahkoda jauh lebih besar daripada kemungkinan selamatnya seorang manusia yang terperangkap amarahnya.

Contoh lainnya, bila engkau termasuk orang yang suka berdebat kusir dalam forum diskusi ilmiah seperti lazimnya kita para pelajar agama, sekali-kali bertindaklah yang berlawanan dengan keinginan dirimu (untuk terus berdebat). Dalam suatu diskusi, jika engkau melihat bahwa pihak lain berkata benar, akuilah kesalahanmu dan benarkan pendapatnya. Dalam banyak kasus, dengan cara seperti di atas, kebiasaan ini akan segera hilang dari dirimu.

Beberapa ulama yang konon telah mendapat mukasyafah berkata bahwa pertengkaran di antara para penghuni neraka yang diberitakan Allah Swt tidak lain dari penjelmaan debat kusir para pakar ilmu dan wacana–semoga Allah menjauhkan kita dari termasuk dalam golongan ini–jika seseorang memberikan kemungkinan bagi kebenaran pernyataan di atas, ia harus berupaya keras mengenyahkan perilaku itu. Perhatikan hadis berikut:

Diriwayatkan dari sejumlah sahabat bahwa sekali waktu, Rasulullah saw datang kepada mereka ketika mereka sedang berdebat tentang suatu masalah agama. Rasul saw marah sekali dan belum pernah beliau semarah itu. Rasul saw berkata kepada mereka bahwa umat-umat terdahulu hancur karena masalah ini. Lalu beliau menambahkan, “Tinggalkan debat kusir (mira’) sebab seorang mukmin tidak berdebat kusir. Tinggalkan debat kusir sebab pelakunya akan merugi besar. Tinggalkan debat kusir sebab pelakunya tidak akan kuberi syafaat kepada-Nya di hari kiamat kelak. Tinggalkan debat kusir, sebab aku akan berada di tengah-tengah taman dan di atas surga orang yang meninggalkan debat kusir meskipun ia berkata benar dalam ucapannya. Tinggalkanlah debat Kusir, sebab itu adalah hal kedua setelah penyembahan berhala yang dilarang Allah Swt dikerjakan manusia.”

Rasul saw juga bersabda, “Tak akan sempurna iman seseorang kecuali ia meninggalkan perdebatan walaupun dalam kebenaran.”

Ada banyak hadis lain sehubungan masalah di atas. Betapa buruk nasib manusia yang kehilangan syafaat Baginda Rasul saw hanya karena kemenangan kecil yang tak berarti dan tak bernilai apa-apa. Betapa buruknya bila diskusi intelektual–yang sebetulnya dapat menjadi bentuk ibadah tinggi jika dilakukan dengan niat yang sungguh-sungguh–berubah menjadi salah satu maksiat terbesar yang berada setingkat di bawah penyembahan berhala lantaran perdebatan kusir.

Walhasil, manusia harus memusatkan perhatiannya pada masing-masing sifat buruknya dan melawannya habis-habisan agar (sifat buruk itu) dapat lenyap dari kerajaan ruhnya. Sekali sifat yang sebenarnya asing bagi jiwa manusia itu terusir, penghuninya yang sah akan siap untuk selamanya tanpa susah-susah.

Kesimpulan

Bila Jihad melawan diri selesai di tahap ini dan manusia berhasil mengusir pasukan iblis dari kerajaan jiwanya sehingga menjadi tempat bermukimnya para malaikat Allah dan tempat ibadah para hamba Allah yang salih, maka suluk menuju Allah Swt akan menjadi mudah dan jalan lurus kemanusiaan akan menjadi terang. Pintu-pintu berkah dan surga akan terbuka baginya dan manusia akan terhindar dari memasuki pintu-pintu neraka dan jurang-jurang (kejatuhan). Allah yang Mahakuasa akan memandang orang ini dengan belas kasih dan rahmat sehingga ia dapat melangkah mulus ke jalan hamba-hamba-Nya yang beriman. Ia akan masuk dalam golongan orang yang berbahagia (ashab al-yamin) hingga pintu makrifatullah akan dibukakan untuknya, sebentang pintu yang menjadi tujuan puncak penciptaan manusia dan jin. Akhirnya Allah Swt akan langsung membimbingnya di jalan penuh dengan bahaya ini.

Sekian

Imam Khomeini, “40 Hadis: Hadis-hadis Mistik dan Akhlak: Hadis Jihad an-Nafs”

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *