Akhlak
Telaah Atas Hadis-Hadis Mistik Dan Akhlak: Hadits Tentang Jihad Al-Nafs [Bag. 8]
Bagaimana Mengatur Naluri Manusia?
Wahm (daya imajinasi dan pencitraan), ghaddab (daya amarah), dan syahwah (daya biologis) dapat menjadi pasukan Sang Maha Pengasih yang akan membawa kebahagiaan dan keberuntungan bagi manusia jika semua daya itu mengikuti akal sehat dan ajaran para nabi Allah yang mulia. Sebaliknya, jika dibiarkan apa adanya, semua daya itu akan menjadi pasukan setan dengan daya imajinasi sebagai panglima bagi kedua daya lainnya.
Pembahasan sebelumnya: Telaah Atas Hadis-Hadis Mistik dan Akhlak: Hadis Tentang Jihad an-Nafs
Bukanlah suatu rahasia bahwa tak satu pun dari para nabi Allah yang pernah berusaha memusnahkan ketiga daya tersebut secara mutlak. Tak satu pun dari Rasul Allah pernah menuntut kita untuk sama sekali membunuh syahwat atau menghilangkan api amarah dan mengabaikan imajinasi. Namun, mereka menganjurkan kita untuk mengendalikan, mengekang, dan menundukkan segala daya itu di bawah perintah akal dan hukum-hukum Allah Swt. Sebab, masing-masing daya itu ingin melakukan kerjanya dan mencapai tujuannya masing-masing, kendati hal itu akan menyebabkan kerusakan dan kekacauan (dalam diri manusia).
Para Nabi as datang ke dunia ini bersama berbagai undang-undang dan kitab-kitab Samawi agar manusia dapat menghindari sifat keterlaluan dan ketakterkendalian pelbagai nalurinya, serta mampu menundukkan, melatih, dan mendidik dirinya di bawah kendali hukum akal dan syariat. Dengan demikian, setiap individu yang mampu mencetak watak-wataknya sejalan dengan hukum-hukum Allah dan prinsip-prinsip rasional akan beruntung dan memperoleh keselamatan. Jika tidak demikian, manusia harus berlindung kepada Allah yang Maha Tinggi dari kesengsaraan, kegelapan, dan kesulitan yang bakal menghadangnya. Selanjutnya, ia akan tampil dalam bentuk-bentuk menakutkan dan mengerikan yang akan menyertainya di alam barzah, alam kubur di hari kiamat, dan di neraka yang yang tak lain merupakan buah dari berbagai watak dan sikap (akhlak) bejatnya sendiri.
Cara Kendalikan Daya Khayal dan Imajinasi
Syarat utama seorang mujahid yang harus dilakukannya dengan sepenuh hati pada tahap ini dan tahap-tahap berikutnya adalah mengendalikan burung imajinasinya sebagai modal untuk menaklukan setan beserta segenap pasukannya. Imajinasi dan khayalan itu ibarat burung yang tak pernah lelah terbang dan sesekali bertengger di seonggok tangkai yang mungkin akan menyeret manusia pada aneka rupa kemalangan. Inilah salah satu alat iblis untuk memperbudak manusia dan menjerumuskannya ke jurang kesengsaraan
Seorang mujahid yang bangkit untuk memperbaiki dirinya, menyucikan batinnya, dan mengusir pasukan setan dari dirinya harus benar-benar teguh dalam memegang imajinasinya dan tidak membiarkannya terbang dan mengembara ke tempat manapun yang disukainya. Ia harus berusaha mencegah angannya melayang pada fantasi yang merusak dan keliru, seperti fantasi tentang berbagai maksiat dan manipulasi. Ia mesti selalu mengarahkan jalannya pada cita-cita yang luhur dan mulia. Pada awalnya, hal itu akan tampak sulit karena setan dan pasukannya akan menjadikan hal-hal buruk menjadi tampak indah di mata manusia. Namun, dengan sedikit konsentrasi dan kewaspadaan, semuanya akan menjadi mudah dilaksanakan.
Sebagai percobaan, engkau dapat mengendalikan satu khayalanmu dan mengawasinya dengan ketat. Begitu ia mulai mengarah pada fantasi yang tak senonoh, segera alihkan pada hal-hal yang halal dan mulia. Sekali saja engkau berhasil, bersyukurlah kepada Allah yang Mahakuasa atas bantuannya dan lanjutkan usaha itu lebih jauh. Semoga Allah Swt dengan rahmat-Nya mengantarmu ke alam malakut, membimbingmu ke jalan lurus kemanusiaan, dan memudahkan sulukmu kepadanya.
Waspadalah bahwa semua fantasi buruk dan bejat serta lintasan-lintasan pikiran yang sia-sia adalah bagian dari sugesti setan yang hendak menancapkan pengaruh-pengaruhnya pada kerajaan batinmu. Engkau yang sedang berperang melawan setan beserta pasukannya dan ingin menjadikan lembaran dirimu sebagai kerajaan Tuhan yang Maha Pengasih, harus menjaga dirimu dari segala tipu muslihat si terkutuk (setan) ini dan menghindarkan dirimu dari berbagai sisi yang melanggar perintah Allah Swt. Atas izin Allah Swt, engkau akan mampu merebut parit penting ini (daya khayal dan imajinasi) dari tangan setan dan pasukannya dalam peperangan batinmu ini. Parit ini merupakan penentu kemenangan pasukan Sang Maha Pengasih atau pasukan setan. Jika menang di garis ini, engkau boleh berharap lebih banyak.
Sahabatku, mintalah bantuan Allah Swt di setiap saat dan kesempatan. Mintalah tolong dengan kerendahan hati di hadapan sesembahanmu. Mohonlah kepadanya dengan papa dan sungguh-sungguh.
“Ya Allah, setan adalah musuh yang besar, ia bermaksud ingin menggoda para nabi dan kekasihmu. Ya Allah, bantulah hamba-Mu yang lemah dan tercengkeram oleh pelbagai khayalan kosong, waham yang keliru, dan khurafat yang sia-sia ini agar aku berhasil menghadapi musuh yang kuat ini. Ya Allah, bantulah hamba-Mu yang lemah ini dalam menghadapi musuh kuat yang mengancam kebahagiaan dan kemanusiaanku agar aku dapat mengenyahkan pasukannya dari kerajaan atau batin yang bakal kembali kepada-Mu dan memotong tangan penjarah ini dari rumah atau hati yang khusus milikmu.”
Imam Khomeini, “40 Hadis: Hadis-hadis Mistik dan Akhlak: Hadis Jihad an-Nafs”