Berita
Faktor Penyebab Islam Sulit Bersatu
Dengan melihat banyaknya kesamaan yang dimiliki, mestinya persatuan kaum muslimin menjadi perkara yang bisa terwujud. Meskipun perbedaan akan selalu ada, tapi kita masih memiliki fondasi kokoh yang tetap menjadi perekat. Masalahnya, ada kerja besar yang dilakukan musuh Islam untuk merusak persatuan Islam. Berikut adalah virus-virus yang menjadi penyebab umat Islam sulit bersatu.
Kebodohan
Kebodohan itu pangkal kerusakan umat. Karenanya, ketika pertama kali al-Quran diturunkan, Allah Swt memulainya dengan Iqra’ (bacalah), untuk mengikis kebodohan manusia. Pangkal perpecahan adalah kebodohan. Dan yang menjadikan Islam tampak sebagai momok yang menakutkan adalah dikarenakan kebodohan umat terhadap agamanya.
Akibatnya, mereka akan selalu melampaui batas dalam beragama. Apakah berlebihan dalam menjalankan agama atau berlebihan dalam meninggalkannya. Sekadar KTP beragama Islam tidaklah cukup. Seorang muslim harus belajar, kenapa saya memilih Islam? Karena, yang selama ini mencoreng nama baik Islam adalah kebodohan muslimin terhadap agamanya. Imam Ali bin Abi Thalib as pernah berpesan, “Andai orang bodoh itu diam, niscaya tak akan ada lagi perselisihan.”
Buru-buru Memvonis Sebelum Mengkaji
Masalah kedua, kaum muslimin mudah menuduh dan memvonis sebelum mengetahui masalah sebenarnya. Padahal al-Quran selalu menekankan untuk jangan menuduh sebelum mengkaji kebenarannya.
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. al-Hujurat: 6)
Bahkan, dalam surah an-Nisa ayat ke-94, Allah Swt menekankan kata “telitilah” sebanyak dua kali. Karena, selagi masih menerima berita mentah-mentah dan langsung menghukumi, maka keresahan akan selalu muncul. Ukhuwah pun tidak akan pernah terwujud.
Berkata-kata Kasar pada Sesama Muslim.
Allah Swt dan Rasul-Nya menyebut muslimin sebagai saudara. Tapi, sayangnya, mereka masih suka saling berdebat dengan bahasa yang tajam dan menyakitkan. Dialog ilmiah bahkan menjadi hujatan dan makian. Mereka lupa bahwa mereka bersaudara, seperti satu tubuh yang tak terpisahkan.
Kaum muslimin harus melatih diri untuk bersabar dan menjaga lisannya. Apalagi terhadap saudaranya sendiri. Jika kata-kata yang menyakitkan selalu terlontar di antara muslimin, bagaimana mungkin persatuan dapat diwujudkan?
Bukankah Allah Swt berfirman: Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia. [QS. al-Baqarah: 83]
Menghasut Konflik dengan Kampanyekan Perbedaan
Salah satu virus paling berbahaya adalah adanya oknum yang selalu membahas perbedaan dan memancing konflik. Mereka selalu ingin menampakkan perbedaan dan menutupi kesamaan yang ada. Jika terus dibiarkan, fenomena itu akan memicu keresahan di tengah umat.
Semua itu muncul dari sifat kekanak-kanakan yang tak kunjung sembuh. Mereka belum dewasa untuk menerima perbedaan yang ada. Padahal, perbedaan itu, pasti adanya.
Sudah waktunya untuk mencari titik temu dan persamaan ketimbang mengampanyekan perbedaan dan menghasut perselisihan.
Kesalahan Individu Dianggap Kesalahan Kelompok
Jika kita melihat seseorang sedang menenggak minuman keras, pantaskah kita menuduh kelompoknya menghalalkan minuman keras?
Jika kita menemukan seseorang berzina, adilkah jika kita memvonis kelompoknya mengajarkan zina?
Kita jangan pernah menuduh satu golongan lain karena perbuatan seseorang. Perilaku individu tidak mencerminkan ajaran kelompoknya.
Jika ini dipahami dengan benar, niscaya tak ada lagi saling tuduh antar kelompok. Karena semua memahami bahwa perbuatan satu orang tidak mewakili keseluruhan kelompok tertentu.
Mengejar Keuntungan Duniawi
Disadari atau tidak, seluruh virus yang merusak persatuan di atas sedang mendukung agenda ini. Dibalik konflik antar muslimin, bersembunyi para oknum yang sedang meraup keuntungan duniawi. Di balik pertumpahan darah muslimin, ada kekuasaan yang diperebutkan. Di balik kelemahan kaum muslimin, ada keuntungan yang dipertaruhkan.
Kita harus sadar bahwa ada musuh yang tertawa menyaksikan muslimin saling bunuh. Ada setan yang gembira melihat muslimin saling caci. Jangan sampai kita tergolong orang-orang yang membahagiakan musuh-musuh Allah Swt dengan membantu agenda mereka. Mari kita mencoba untuk berusaha membahagiakan Rasulullah saw.
Suatu hari, saat melihat Kabah, Rasul saw bersabda, “Allah memberikanmu (Kabah) satu kemuliaan. Tetapi Allah menjaga muslim dalam tiga hal: hartanya, jiwanya, dan kehormatannya.”
Akankah perbedaan politik, pemikiran, atau golongan menyebabkan kita melupakan kewajiban untuk menjaga harta, jiwa, serta kehormatan seorang muslim?
Untuk mengakhiri kajian ini, kita akan tutup dengan dua ayat suci dalam al-Quran yang membicarakan ihwal perbedaan. Ketika membicarakan perbedaan pandangan di antara manusia, Allah Swt selalu mengakhirinya dengan perintah: … Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan.
Sebab, mereka yang berlomba-lomba untuk berbuat baik, tak akan punya waktu lagi untuk mempermasalahkan perbedaan dan mencari kelemahan orang lain.
Allah Swt berfirman: Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha kuasa atas segala sesuatu. (QS. al-Baqarah: 148)
Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu. (QS. al-Maidah: 48)
Kajilah Islam lebih mendalam dan bahagiakan hati Rasulullah saw dengan persatuan. Semoga Allah Swt menyatukan kaum Muslimin dan menjadikan Islam sebagai agama yang paling unggul di bumi Allah Swt.
Ustadz Muhammad bin Alwi BSA, 25 Hidangan dari al-Quran