Artikel
Masa Imam Mahdi, Masa Kedaulatan Tauhid dan Keadilan (1/3)
“Penantian berarti menanti kedatangan sosok manusia yang hidup dan hakikat yang pasti. Penantian seperti ini meniscayakan beberapa hal, diantaranya persiapan diri secara spiritual dan kejiwaan serta kondisi sosial yang sesuai dengan masa yang bakal terjadi dan kondisinya yang istimewa.”
Demikian ditegaskan Pemimpin Besar Revolusi Islam Imam Sayyid Ali Khamenei dalam pertemuan dengan para ulama, cendekiawan, penulis, dan alumnus program ‘Mahdawiyah’. Beliau lalu menyebut ‘Mahdawiyah’ sebagai masalah yang sangat penting. Seraya, Imam Ali Khamenei menegaskan bahwa Mahdawiyah adalah tujuan dari gerakan dan perjuangan para nabi sepanjang sejarah.
Kemudian, Imam Ali Khamenei menyatakan bahwa tema penantian tak bisa dipisahkan dari masalah ‘Mahdawiyah’. Dan, salah satu tugas penting yang mesti dilaksanakan terkait masalah ‘Mahdawiyah’ adalah meningatkan pekerjaan yang mendalam, cermat dan kuat dengan melibatkan para pakar yang benar-benar menguasai masalah ini serta menghindari langkah-langkah yang dangkal, bodoh, tidak otentik, dan hanya didasarkan khayalan dan dugaan semata.
Di awal pembicaraannya, Imam Sayyid Ali Khamenei menjelaskan soal signifikansi masalah ‘Mahdawiyah’ sebagai isu paling mendasar dalam ajaran Islam. Seraya itu, beliau mengungkapkan bahwa tujuan gerakan para nabi dan pengutusan mereka adalah untuk membangun dunia yang dilandasi oleh tauhid dan keadilan dengan mengembangkan segala potensi yang dimiliki manusia. Masa ‘dhuhur’ (kedatangan) Imam Mahdi (aj) adalah masa kedaulatan hakiki tauhid, spritualitas, agama, dan keadilan pada semua sisi kehidupan individu dan sosial umat manusia.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Imam Ali Khamenei lalu menandaskan, tanpa ‘Mahdawiyah’, semua kerja keras dan perjuangan para nabi tidak ada artinya. (erfan.ir)