Artikel
Menjawab Tudingan Bid’ah Memperingati Hari Kelahiran dan Kesyahidan Nabi SAW
Di bawah ini adalah ayat-ayat yang menegaskan diperbolehkannya memperingati dan mengagungkan Nabi SAW.
فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ ۙ أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Alquran), maka itulah yang orang-orang yang beruntung.” (al-A’raf ayat: 157)
Nabi Ya’qub as setelah berpisah dengan Nabi Yusuf as menangis setiap pagi dan malam hingga memutih kedua matanya dikarenakan kesedihannya.
وَتَوَلَّىٰ عَنْهُمْ وَقَالَ يَا أَسَفَىٰ عَلَىٰ يُوسُفَ وَابْيَضَّتْ عَيْنَاهُ مِنَ الْحُزْنِ فَهُوَ كَظِيمٌ
“Dan Ya’qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: “aduhai duka citaku terhadap Yusuf”, dan kedua matanya putih karena kesedihan dan dia adalah orang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya).”
(Yusuf ayat: 84)
Yang menjadi pertanyaan kemudian adalah, bila mengungkapkan rasa kecintaan dan kesedihan boleh dilakukan di waktu ketika mereka hidup, bagaimana bisa itu diharamkan setelah wafatnya mereka?
Perhatikanlah ayat berikut ini:
قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَىٰ
“Katakanlah: “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku melainkan kecintaan kepada keluarga (ku).”
(As-Syu’ara ayat: 23)
Empat belas abad berlalu sejak turunnya ayat ini, Bila seseorang di jaman ini hendak menjalankan perintah dari ayat ini apakah salah bila ia bergembira dengan kegembiraan mereka (keluarga Nabi) dan bersedih karena kesedihan mereka meskipun empat belas abad telah berlalu sejak diturunkannya ayat ini?
Begitupun dengan ayat ini:
وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ
“Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu.” (al-Insyirah 4)
Menyelenggarakan peringatan-peringatan bahagia dan duka misalnya maulid Nabi SAW adalah sebuah aplikasi dari meninggikan dan mengagungkan Nabi SAW. Sangat disayangkan mengapa kelompok Salafi-Wahabi menunjukkan penentangannya melalui lisan dan perbuatan mereka? Salah satu yang paling sering dikoar-koarkan adalah penentangan mereka terhadap maulid Nabi SAW dengan dalil bahwa hal ini tidak ada di zaman Nabi SAW. Padahal mereka mengadakan acara besar-besaran untuk memperingati tokoh-tokoh besar politik mereka.
Kaum muslimin sejak jaman dahulu sudah sering menyelenggarakan peringatan bahagia maulid Nabi.
Diyar Bakri mengatakan: “…kaum muslimin selalu menyelenggarakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, dalam hari itu juga mereka menyelenggarakan pesta perkawinan melantunkan puji-pujian dan membaca maulid.” (lihat: Tarikh al-Khamis, 1: 223)
Source: Hajij.com