Berita
Permintaan Pengungsi Sampang kepada Pemerintahan Jokowi Periode Kedua
“Di periode kedua ini semoga pemerintahan Jokowi dan Maruf Amin beserta kabinetnya bisa memulangkan kami dan mengatasi kelompok radikal.”
Surabaya- Sudah bertahun-tahun sekitar seratusan warga Syiah Sampang mengungsi di Rusun Puspa Agro Taman, Sidoarjo, Jawa Timur. Mereka terusir dari kampung halamannya di Madura karena menjadi konflik sentimen agama.
Salah seorang pengungsi, Nur Kholis berharap Presiden Joko Widodo yang kembali menjabat periode kedua ini bisa membantu mereka pulang kembali ke kampung halaman di Madura. Ia juga meminta Presiden Jokowi tegas menghadapi kelompok radikal yang mengancam NKRI.
Baca Nestapa Warga Syiah Sampang, 7 Tahun Mengungsi di Negeri Sendiri
“Harapan kami ingin pulang. Di periode kedua ini semoga pemerintahan Jokowi dan Maruf Amin beserta kabinetnya bisa memulangkan kami dan mengatasi kelompok radikal,” kata Nur Kholis ketika ditemui KBR di pengungsian Sidoarjo, Rabu (23/10/2019).
Nur Kholis mengatakan beberapa tahun tinggal di pengungsian sangat menderita. Nasib mereka hingga kini masih menggantung karena masalah yang lama tidak kunjung diselesaikan oleh pemerintah. Nur Kholis bersama ratusan warga Syiah ingin berkumpul dengan anggota keluarga mereka di Sampang Madura.
“Kami sudah tidak betah. Meskipun rumah kami tidak nyaman, kami ingin pulang ke kampung halaman,” katanya.
Baca Harapan Pengungsi Syiah Sampang pada Gubernur Jatim Terpilih
Menurut Nur Kholis, beberapa warga selama bertahun tahun hanya bekerja serabutan. Bahkan, warga yang sudah mulai tua terpaksa menganggur karena tenaga tidak kuat lagi untuk bekerja serabutan. Kata Nur Kholis, mereka ingin kembali bisa beraktifitas bercocok tanam, seperti ketika kondisi normal dulu.
“Kondisi warga di pengungsian tidak berubah. Ada yang kerja serabutan dan kalau yang tua nggak bisa lagi kerja,” katanya.
Baca Satu Lagi Pengungsi Sampang Meninggal Semasa Mengungsi
Ratusan warga Syiah asal Sampang itu mengungsi ke Surabaya, dan ditampung di Rusun Puspa Agro sejak beberapa tahun yang lalu. Mereka terusir dari kampung halaman, ketika terjadi konflik di wilayah itu. Hingga kini, merek hidup tidak menentu di Rusun milik Pemprov Jatim itu.
Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Universalia (YLBHU) pernah menegaskan ketika peristiwa ini belum lama terjadi bahwa sebenarnya tidak ada warga Sampang, Madura yang menolak pengungsi Syiah kembali ke kampungnya. Ketika itu, pengacara YLBHU pendamping pengungsi Syiah, Hertasning Ichlas mengatakan pada pertemuan antarwarga tersebut tidak ada penolakan. Dia menduga ada pihak tak bertanggung jawab yang memang tidak ingin para pengungsi kembali ke kampungnya.
Source: KBR.ID