Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Isi Khotbah Imam Sajjad as di Istana Yazid

Khotbah Imam Sajjad as di Suriah disampaikan oleh Imam Sajjad as di hadapan Yazid setelah Peristiwa Asyura. Khotbah ini disampaikan oleh beliau setelah Yazid menyuruh seorang orator ulung untuk berdiri di atas mimbar guna memuji keluarga Abi Sufyan dan mencela Imam Ali as dan anak keturunannya. Imam Sajjad as menggunakan kesempatan ini untuk menjawab orator itu dengan menjelaskan kemuliaan Imam Ali as. Khotbah yang kebanyakan berisi tentang kemuliaan Imam Ali as tersebar secara luas di Suriah dan menimbulkan perubahan secara lahiriah dalam situasi perpolitikan pemerintahan Yazid.

Baca Para Tawanan Karbala 

Berikut isi khotbah Imam Sajjad as di hadapan Yazid

Wahai manusia aku ingatkan kalian akan dunia beserta isinya, sesungguhnya dunia adalah negeri yang akan hilang dan akan berpindah, penghuninya akan pindah dari satu negeri menuju negeri yang lain. Sungguh dunia telah memusnahkan abad-abad yang lampau serta umat-umat terdahulu mereka memiliki umur yang lebih panjang dari kalian dan lebih banyak (harta) peninggalannya zaman telah membuat mereka punah lalu memenuhi mereka dengan ular dan ulat dunia telah membuat mereka punah seolah-olah mereka tidak pernah menjadi keluarga maupun penghuninya tanah telah memakan mereka dan menghilangkan keindahannya mencerai beraikan sendi-sendi dan watak mereka, dan merubah warna mereka, zaman telah melumat habis mereka apakah kalian akan tenang dengan kekekalan kalian setelah apa yang terjadi pada mereka …… sungguh teramat jauh … kelak kalian pasti akan menyusul mereka perbaikilah sisa umur kalian dengan amal perbuatan yang baik seolah-olah aku melihat kalian telah dipindahkan dari istana-istana kalian menuju kubur-kubur kalian dalam keadaan takut dan tidak menyenangkan.

Demi Allah berapa banyak dari luka yang semakin bertambah parah dimana penyesalan tidak berguna dan yang zalim tidak mendapat pertolongan mereka telah mendapatkan apa yang mereka perbuat dan telah dihadirkan bekal-bekal mereka (selama didunia) dan mereka telah mendapatkan apa-apa yang mereka kerjakan hadir dihadapannya dan Tuhanmu sekali-kali tidak berbuat zalim kepada siapa pun dan mereka kesepian di tempat yang penuh dengan kesulitan dan merasa sunyi di perkemahan orang-orang mati menunggu datangnya teriakan hari kiamat dan tibanya hari yang penuh musibah untuk kemudian Dia membalas siapa yang berbuat buruk dan memberikan pahala kepada yang berbuat baik.

Kemudian beliau (as) melanjutkan “Wahai manusia Allah telah memberikan kami enam karunia dan telah mengutamakan kami dengan tujuh keutamaan. Kami telah diberikan karunia pengetahuan, ketabahan, kemurahan hati, kebesaran hati, kefasihan, keberanian dan cinta di hati orang-orang yang beriman dan kami diberi keutamaan bahwa dari kamilah Nabi terpilih (Muhammad saw), dan dari kami as-Shiddiq (Ali) dan dari kami at-Thayyar (Ja’far).

Dan dari kami singa Allah dan Rasul-Nya (Hamzah) Dan dari kami dua cucu umat ini (al-Hasan dan al-Husain) dan dari kami kelak al–Mahdi siapa saja yang pernah mengenalku-telah mengenalku. Bagi mereka yang belum mengenalku aku akan mengenalkan diri dengan menyebut keluarga dan nasabku.

“Wahai manusia, akulah Putra Mekkah dan Mina (Rasulullah saw) akulah Putra Zamzam dan Sofa (Rasulullah saw) akulah putra seorang yang setelah mengangkat Hajar al-Aswad dengan ujung jubahnya (Rasulullah saw), akulah putra dari orang yang paling baik dalam berbusana dan bersurban (Rasulullah saw), akulah Putra dari orang yang paling baik bersandal dan bertelanjang kaki (Rasulullah saw), akulah putra dari orang yang paling baik melakukan Thawaf dan Sa’i,  (Rasulullah saw) akulah putra dari orang yang paling baik dalam mengerjakan Haji dan ber-Talbiah (Rasulullah saw), akulah Putra dari orang yang dinaikkan dengan Buraq di angkasa (Rasulullah saw), akulah Putra dari yang telah diperjalankan dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsa (Rasulullah saw), akulah putra seorang yang telah di bawa oleh Jibril ke Sidrah al-Muntaha (Rasulullah saw), akulah putra seorang yang telah mencapai batas terdekat keberadaan Tuhan-Nya (Rasulullah saw), akulah Putra dari seorang yang para Malaikat dilangit berselawat untuk-Nya (Rasulullah saw), akulah Putra dari seorang yang Allah telah menurunkan wahyu atasnya, akulah Putra Muhammad al-Mustafa dan Ali al-Murtadha.

Akulah Putra dari seorang yang memukul batang hidung (yang kafir) sampai mereka mengucapkan Tiada Tuhan Selain Allah (Imam Ali), akulah Putra dari seorang yang berperang di samping Nabi dengan dua pedang (Imam Ali), yang menikam dengan dua tombak, yang berhijrah dua kali dan yang mengambil sumpah kesetiaan (baiat) dua kali (Imam Ali) yang turut berperang pada waktu perang Badr dan Hunain,dan tidak pernah kafir kepada Allah walaupun sekejap mata (Imam Ali) akulah Putra seorang saleh yang mukmin dan putra pelanjut para Nabi (Imam Ali), penghancur berhala dan lebah jantan kaum muslimin (Imam Ali), cahaya para Mujahidin, hiasan bagi para orang yang menangis (karena takut kepada Allah ) (Imam Ali), yang paling tekun ibadahnya dan orang yang paling sabar di antara orang-orang yang sabar (Imam Ali) yang paling utama dalam shalatnya dari keluarga Thaha dan Yasin Rasul Tuhan seluruh alam, akulah putra dari seorang yang di dukung oleh Jibril dan dibantu oleh Mikail (Imam Ali).

Baca Khotbah Historis Sayyidah Zainab di Hadapan Yazid bin Muawiyah

Akulah Putra orang yang membela kehormatan Islam (Imam Ali) dan yang memerangi Al-Mariqun (pasukan jamal),an Nakitsun (Mu’awiyah), dan al-Qasithun (Khawarij) dan yang memerangi musuh-musuhnya para perampas hak (Imam Ali). Dan yang paling mulia dari seluruh keturunan Quraisy (Imam Ali), dan yang pertama dari kaum mukminin yang menjawab panggilan Allah dan Rasulnya (Imam Ali), dan yang pertama masuk Islam dan yang merobohkan musuh-musuh Allah serta menghancurkan kaum musyrikin, dan panah Allah yang diarahkan kepada kaum munafik, lisan hikmah kaum ahli ibadah, penolong agama Allah dan pengemban perintah-Nya, taman kebijaksanaan dan pembawa pengetahuan Allah, berani , penuh kasih sayang , baik sifatnya , ceria , cerdas, singa, yang selalu ridha, pemberani, sabar, selalu melaksanakan puasa, suci dari segala dosa, melalukan banyak salat  memotong tali keturunan (musuh Allah) dan mencerai-beraikan kelompok musuhnya (Imam Ali). Pewaris dua Mash’ar (Arafah dan Muzdalifah), ayah dari al-Hasan dan al-Husain, itulah kakekku ‘Ali Ibn Abi Thalib

Kemudian dia as melanjutkan, akulah putra Fatimah az-Zahra penghulu kaum wanita, akulah putra Khadijah al-Kubra, akulah putra dari orang yang terbunuh secara zalim, akulah putra yang kepalanya terpenggal dari tengkuknya, akulah putra seorang yang dahaga hingga mati, akulah putra seseorang yang terkapar di padang Karbala, akulah putra yang terampas surban dan jubahnya, akulah putra orang malaikat langit menangisi (kematiannya), akulah putra orang yang golongan Jin dan burung-burung meratapi (kematiannya), akulah putra kepala yang ditancapkan pada ujung tombak untuk dihadiahkan, akulah putra dari orang yang wanita-wanitanya dibawa dari Iraq hingga ke Syam sebagai tawanan.

Dan beliau terus meneruskan khotbahnya, sampai kerumunan masa di sekitarnya menangis dan meratap. Yazid pun merasa takut akan terjadi fitnah maka ia memerintahkan muadzin untuk memotong khutbah (beliau as) dengan azan.

Ketika muadzin mengumandangkan azan.. “Allahu Akbar…!”

Berkata Ali bin Husain (as) :”Tidak ada yang lebih besar dari Allah.

Ketika muadzin sampai pada kalimat “Asyhadu alla ilaha ilallah….!”

Berkata Ali bin Husain (as):”Rambutku,kulitku,tulangku,dagingku,serta darahku turut bersaksi ke-Esaan-Nya.

Ketika muadzin sampai pada kalimat ” Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah..”!

Dari atas mimbar beliau (as) menoleh kea rah Yazid seraya berkata:” Wahai Yazid, Muhammad itu kakekku atau kakekmu? Jika engkau mengaku bahwa dia (Muhammad saw) adalah kakekmu maka engkau telah berdusta dan menjadi kafir. Dan jika engkau mengakuinya sebagai kakekku, lalu mengapa engkau bantai keluarganya?”……

Kemudian Imam Ali Zainal Abidin (as) turun dari mimbar. Kerumunan masa di dalam masjid berhamburan dan mendekat kearah Imam Zainal al-Abidin (as). Ketika Yazid takut peristiwa ini akan menjadi fitnah dan hilangnya dukungan untuknya, maka Yazid pun mempercepat jadwal pemulangan Imam beserta keluarganya dari Syam menuju kampung halaman dan menempatkan mereka sesuai yang diinginkan mereka. Dan menugasi Nu’man bin Basyir serta sekelompok yang lain untuk membawanya ke Madinah.

Dan ketika Imam a.s mengetahui adanya izin dari Yazid, Beliau (as) meminta seluruh kepala untuk dibawa dan dikuburkan pada tempatnya, dan Yazid tidak menolak permintaan tersebut. Lalu memberikan kepala suci al-Husain (as) beserta kepala keluarganya dan sahabatnya yang lain kemudian menyatukan dengan badannya. [wikishia]

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *