Berita
Ustaz Husein Muhammad Alkaff: Syiah Harus Melayani Umat, Apapun Mazhab dan Agamanya
Kaum intoleran dan takfiri selalu mengulang-ngulang fitnah kesesatan Syiah, pasca kemenangan Revolusi Islam Iran 1979. Pasca Arab Spring, isu tersebut bertambah dengan meragukan loyalitas kebangsaan Syiah di Indonesia. Ustaz Husein Muhammad Alkaff, anggota Dewan Syura ABI menjawab tudingan tersebut dalam wawancaranya dengan Majalah SYI’AR. Berikut kutipan wawancaranya.
Bagaimana pandangan Syiah Indonesia tentang Indonesia sebagai negara bangsa?
Negara Republik Indonesia merupakan sebuah produk dan hasil kesepakatan sebuah bangsa yang tujuannya adalah menjamin kehidupan yang aman dan damai bagi warganya. Selain itu, empat pilar berbangsa dan bernegara: Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945 tak bertentangan dengan nilai-nilai keadilan dan kemaslahatan. Nilai-nilai ini merupakan ruh dan substansi dari ajaran Islam itu sendiri. Atas dari itu, umat Islam yang patuh terhadap ajaran Islam harus menjadi kelompok yang terdepan dalam mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara dan menjaganya dari segala bentuk penyimpangan, kezaliman, kerusakan, disintegrasi dan lainnya yang dapat menghancurkan bangsa dan negara.
Baca: Nasionalisme Syiah Indonesia: Tegak Lurus untuk PANCASILA [bag 1] dan [bag 2]
Bagaimana Ustaz menjawab tudingan bahwa Syiah Indonesia itu Iran sentris, segala-galanya merujuk ke Iran?
Perlu dibedakan antara Negara Iran dan Mazhab Syiah. Warga negara Indonesia dengan berbagai agama dan alirannya harus menjadi warga yang baik dan patuh terhadap aturan yang berlaku di Republik Indonesia. Nilai kepatuhannya berbanding lurus dengan kepatuhan pada agama. Jadi, saya heran kalau ada satu warga yang lebih patuh UUD negara lain atau merasa menjadi warga negara lain. Itu sebuah tindakan paradoks. Kalau orang Syiah Indonesia mempunyai hubungan dengan Iran, maka hal itu karena ada faktor kesamaan mazhab, dan itu hal yang wajar, sebagaimana pengikut Wahabi merasa lebih dekat dengan Kerajaan Arab Saudi.
Baca: Syiah di Indonesia dan Dinamika Politik Iran (bag 5 Republik Islam Iran)
Bagaimana keberadaan Syiah di masyarakat Jawa Barat, khususnya di daerah Geger Kalong Girang?
Alhamdulillah, di lingkungan tempat saya tinggal warga masyarakat dan komunitas Syiah membaur bahkan menyatu. Pembauran dan penyatuan ini terjadi secara alami bukan sebuah rekayasa yang dipaksakan karena di antara mereka terjalin hubungan kekeluargaan yang cukup kuat. Masyarakat Geger Kalong Girang yang asli merupakan keluarga besar dan mempunyai tali kekerabatan yang kuat. Uniknya, di sana berbagai aliran Islam sudah ada sejak lama. Beberapa tahun belakangan ini ada paguyuban yang bernama” Geger Kalong Girang Ngahiji ”. Paguyuban ini terdiri dari masyarakat Geger Kalong Girang dengan berbagai alirannya, termasuk warga Syiah.
Baca juga Asyura Nasional 2018; Syahadah Imam Husain a.s, Kemanusiaan Keadilan dan Cinta Tanah Air
Kami sebagai warga Syi’ah sejak dahulu sudah sering melakukan pengabdian sosial seperti bersih-bersih masjid, layanan kesehatan gratis, bagi sembako dan lainnya. Pengabdian ini dilakukan bukan karena ingin diterima oleh masyarakat luas, apalagi mengajak mereka ke mazhab Syiah, tapi karena tuntunan ajaran Syi’ah yang harus melayani umat, apapun mazhab dan agamanya.
Dikutip dari Majalah Majalah SYI’AR, Edisi IV: Maret 2019/1440 H