Berita
Maulid Bersama Perekat Persatuan Bangsa
Peran ulama dan umat bagi persatuan sangatlah penting. Terutama untuk membangun bangsa agar lebih baik. Hal itu disampaikan Habib Hassan Daliel Alaydrus, Ketua Umum DPP Ahlulbait Indonesia dalam sebuah acara peringatan Maulid Nabi yang diadakan di lapangan Puribeta Jl. HOS Cokroaminoto Tangerang, Minggu (23/2) kemarin.
Mengawali ceramahnya, Habib Hassan mengajukan berbagai pertanyaan kepada para hadirin. “Mengapa kita dijajah sampai 350 tahun? Mengapa setelah 68 tahun merdeka, tapi kita semakin jauh dari cita-cita kemerdekaan? Dan kenapa kita semakin mengkhianati amanat UUD 1945?”
Semua pertanyaan ini sengaja diajukan agar para pemimpin umat, baik dari NU, Muhammadiyah, Ahlulbait, FBR, HMI, dan lainnya, segera sadar, mau duduk bersama dan lebih serius lagi mengurusi persoalan umat Islam khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya.
Semua pertanyaan itu penting direnungkan secara mendalam agar ulama dan umat memiliki persepsi yang sama, pemahaman yang benar bahwa mereka sama-sama memiliki beban tanggung jawab besar dalam menjaga keutuhan dan kerukunan bangsa. Karena itu menurut Habib Hassan, hubungan harmonis antara ulama dengan umat wajib dijaga dengan baik. Dia menyontohkan, pada masa lalu bangsa kita sangat mudah dijajah dan diadu domba karena masih lemahnya ikatan antara ulama dengan umat.
“Karena pejuang sejati seperti Bang Pitung, Syekh Yusuf Makasar, Cut Nyak Dien, Pangeran Diponegoro, dan lain-lain, tidak mendapat bantuan dan respon luas dari umat hingga mereka dibunuh dan ditangkap dengan mudah oleh penjajah,” tegas Habib Hassan.
Karena itu dia menyarankan agar antara ulama dengan umat tetap memelihara hubungan harmonis dan jangan sampai mudah terpengaruh pihak-pihak yang anti persatuan dan pemecah-belah ukhuwah. Apalagi bila ada oknum-oknum tertentu yang mengklaim dirinya sebagai ulama, tapi akhlaknya sama sekali tak mencerminkan bahwa dirinya pantas dan layak menyandang predikat ulama. Maka hendaknya semua pihak lebih waspada terhadap orang-orang semacam itu.
“Kalau sudah seperti ini, namun para ulama tidak mau duduk bersama, berarti mereka bukan pemimpin umat! Mereka layak disebut perusak dan penghisap darah rakyat! Jika begini kondisinya, maka rakyat harus cerdas dan berani menolak mereka. Kalau tidak, berarti umat dan ulamanya itu sedang menggali kuburnya sendiri,” tambahnya.
Selain Habib Hassan, maulid bersama yang diadakan berbagai elemen itu juga menghadirkan pembicara lain di antaranya: Drs. Solihin (Ketua FBR kota Tangerang), DR. Agus Wahyuddin, dan Kyai Ayatullah Khumaini.
Dalam rangkaian ceramahnya, semua pembicara menekankan betapa pentingnya ukhuwah islamiyah dan persatuan antara Ahlusunnah dan Ahlulbait sebagai modal berharga untuk membangun bangsa. (Hassan DA-Malik/Yudhi)